"Tak perlu dipamerkan di sosial media, kebahagiaan sejati terpancar dari hati yang tawadhu' dan penuh syukur."
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum! Semoga Allah menerima amal kita dan amal kalian.
Dalam momen kebahagiaan seperti Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, seringkali kita tergoda untuk memamerkan kebahagiaan keluarga kita melalui foto-foto indah. Namun, perlu diingat bahwa di balik layar, ada saudara-saudara kita yang sedang menghadapi cobaan dan kesulitan yang berat.
Beberapa di antara mereka kehilangan anggota keluarga, sedangkan yang lain belum diberikan jodoh. Ada juga yang belum dianugerahi keturunan, atau bahkan sedang berjuang melawan penyakit dan kesulitan lainnya. Bencana banjir, korban tanah longsor, angin puting beliung, hingga korban perang.
Ada pula yang terjebak dalam konflik dan kesedihan. Cerai, ditinggal anggota keluarga karena kecelakaan, atau meninggal karena menjadi korban kejahatan. Dimana pakaian atau sosok dan wajah dari salah satu anggota keluarga yang kita foto, mengingatkan yang melihat pada momen kesedihan dan kepedihan.
Dalam situasi ini, menyikapi foto keluarga dengan bijaksana menjadi penting. Jangan segala diupload dengan beragam dalih. Mulai untuk mengabadikan momen indah, berbagi suka, hingga hanya sekedar menutup rasa sepi dan menunggu like and comment saja.
Kita perlu menyadari akan bahaya penyakit 'ain, yaitu pandangan mata yang penuh iri dan dengki. Penyakit ini bisa berujung pada gangguan, kerusakan, bahkan kematian, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk menjaga diri dan keluarga dari penyakit 'ain dengan tidak terlalu suka pamer dan berlaku tawadhu'. Sederhana, bersahaja, dan apa adanya, tanpa disibukkan dengan tuntutan untuk membalas komentar-komentar yang masuk.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah mengajarkan kepada kita agar kita saling merendah diri dengan kerendahan hati, dan tidak berbangga diri pada yang lain. Hindarilah sikap suka pamer dan berlebihan dalam memamerkan kebahagiaan keluarga. Sebaliknya, marilah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan tanpa perlu memperlihatkannya secara berlebihan.
Jadi, mari kita sambut Hari Raya dengan sikap yang bijaksana. Jangan hanya memperlihatkan kebahagiaan keluarga kita, tetapi juga berikan perhatian kepada saudara-saudara kita yang sedang mengalami kesulitan.
Bersyukurlah atas nikmat yang diberikan Allah tanpa perlu memamerkannya, dan jagalah diri dan keluarga dari penyakit 'ain dengan sikap tawadhu' dan rendah hati.