Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Pahala Puasa Paling Besar: Mengingat Allah dengan Luhur

Diperbarui: 27 Maret 2024   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pahala paling besar adalah saat kita puasa sambil mengingat Allah, dzikir, berdoa, ikut kajian, dan berbagi ilmu agama. | Image: ideogram

"Setiap detik yang dihabiskan dalam mengingat Allah adalah investasi terbesar untuk akhirat kita."

Sungguh, sangatlah manusiawi bila dalam perjalanan kehidupan, kita sering kali mencari tindakan yang dapat membawa pahala terbesar di sisi Allah. Namun, dalam riwayat yang disampaikan oleh Imam Ahmad dari Mu'adz bin Anas, Rasulullah memberikan jawaban yang mengejutkan, namun begitu mendalam: orang yang paling besar pahalanya dalam berpuasa adalah mereka yang paling banyak mengingat Allah.

Mu'adz bin Anas bertanya kepada Rasulullah, "Siapakah orang berpuasa yang paling besar pahalanya?" Rasulullah dengan tegas menjawab, "Yaitu yang paling banyak mengingat Allah padanya."

Dalam setiap detik puasa, dalam setiap hembusan napas yang menahan lapar dan haus, dalam setiap kesempatan yang dihabiskan dalam menahan diri dari hawa nafsu, ingatan kepada Allah merupakan kunci utama ibadah puasa.

Bahkan, ketika Abu Bakar mengungkapkan kepada 'Umar bahwa orang yang banyak berdzikir telah pergi membawa segala kebaikan, Rasulullah mengonfirmasi hal tersebut dengan tegas. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap detik yang dihabiskan dalam mengingat Allah, terdapat pahala yang besar yang tidak terukur oleh mata manusia.

Ibnul Qoyyim juga menggarisbawahi pentingnya mengingat Allah dalam setiap aspek kehidupan. Baik itu dalam berpuasa, bersedekah, berhaji, atau melakukan amal sholeh lainnya. Dalam pandangannya, orang yang paling utama dari orang yang beramal adalah mereka yang paling banyak mengingat Allah.

Dari sini, kita dapat mengambil inspirasi bahwa kebesaran pahala dalam berpuasa bukan hanya terletak pada fisik yang menahan lapar dan haus, tetapi lebih dalam lagi pada spiritualitas yang terjalin melalui pengingatan kepada Sang Pencipta. Setiap detik yang dihabiskan dalam mengingat Allah adalah investasi terbesar yang dapat kita lakukan untuk akhirat kita.

Kesibukan dunia memang sering kali mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang sesungguhnya jauh lebih penting. Meskipun demikian, mari kita jadikan puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai kesempatan luar biasa untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Pahala puasa paling besar bukanlah sekadar hadiah atas kekosongan perut, tetapi hadiah atas kekayaan hati yang dipenuhi dengan pengingatan kepada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline