"Semua orang jenius, tetapi jika Anda menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, seumur hidupnya ia akan percaya bahwa ia bodoh." ~Albert Einstein
Konsep "Genetic Intelligence" telah lama menjadi pusat perhatian bagi banyak orang, baik untuk pengembangan diri maupun organisasi. Mulai dari siswa, pengusaha, karyawan, maupun untuk pengembangan organisasi.
Uniknya, bisa juga untuk memahami pasangan dan meningkatkan hubungan pribadi dalam keluarga. Namun, apa sebenarnya yang terkandung dalam konsep ini? Mari kita telusuri lebih dalam.
Konsep "Genetic Intelligence" atau kecerdasan genetik merujuk pada potensi intelektual yang tidak ditentukan oleh warisan genetik seseorang. Konsep potensi genetik ini murni pemberian Allah SWT. Jadi tidak semua genetik bersifat turunan. Contoh jenis kelamin. Bawaan genetik dari lahir, tapi tidak ada rumus pasti anak laki/perempuan dari orangtuanya.
Konsep ini menyoroti bagaimana faktor-faktor genetik dapat memengaruhi kemampuan kognitif, kecerdasan, dan predisposisi terhadap pembelajaran serta pengembangan diri.
Sebagaimana yang kita ketahui, gen-gen yang kita warisi itu dapat memberikan kerangka dasar untuk kemampuan intelektual kita.
Namun, penting untuk diingat bahwa lingkungan dan pengalaman juga memainkan peran penting dalam membentuk dan mengoptimalkan kecerdasan seseorang.
Artinya, konsep "Genetic Intelligence" ini tidak berarti bahwa kemampuan seseorang telah ditentukan sepenuhnya oleh genetic. Sebaliknya, ini menyoroti peran genetik sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecerdasan seseorang.
Karena alasan itu semua, penting bagi kita untuk memahami bahwa potensi genetik hanya satu bagian dari persamaan.
Melalui teknik-teknik tertentu dan pendekatan pelatihan yang holistik, individu dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal.