Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

The Best Coach in The World: My Dad

Diperbarui: 23 Februari 2024   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah cinta abadi: ayah dan anak | Foto: dokumen pribadi

"Tak ada guru yang lebih hebat daripada seorang ayah yang mengajarkan dengan cinta, memberi teladan dengan tulus, dan memberikan dukungan tanpa pamrih." 

Di pagi yang masih malam, ketika embun menyapa bumi dengan lembutnya, sebuah rumah kecil di pinggiran kota menjadi saksi dari momen yang mengharukan. Seorang ayah, dengan langkah lembutnya yang memecah keheningan pagi, kembali ke pelukan rumahnya. Tak seperti pagi-pagi biasanya, kali ini ada yang berbeda. Di samping dua gelas kopi yang setia menemani awal hari mereka, tergeletak selembar kertas bertuliskan pesan singkat dari anak tercintanya.

Saat itu, detik-detik hangat memeluk hati sang ayah. Sorot matanya terpaku pada baris-baris kata yang penuh makna, dituliskan dengan cinta dari hati seorang anak. Dan dalam kesunyian pagi itu, dia menghirup napas panjang, meresapi setiap bait kalimat yang menjelma menjadi lagu syahdu dalam benaknya.

"Ah, betapa dahsyatnya sebuah pesan dari hati seorang anak," bisik sang ayah dalam hati.

Perlahan, ia baca kembali surat anaknya :

"The best coach in the world: My dad

Your view of the world is getting older, and your knowledge of business today may look very outdated. However, we all know that every single hero as well as the great man we have known today is well educated by the best parents they had, including their fathers.

We all know that Mr Habibie's dad never taught him calculus even the construction of an airline. Instead, he always gave him an invaluable philosophy and foundation to prepare him to face the uncertain world.

I believe that behind the great men and women in this world, there is always the great father who is always supporting him or her to navigate life at tough times."

Cerita dari anaknya pun mengalir begitu panjang. Menyoroti cerita Habibie, kiprahnya dengan istrinya Ibu Ainun, PPI Achen, dan perjuangan hidupnya di Jerman. Kemudian, cerita pun ditutup dengan kesibukannya belajar dari banyak konsultan dari belahan dunia. Termasuk latihan bareng orang Jerman, Tunisia, dan orang-orang dari negara lainnya. Ia begitu bersemangat karena ada diantarnya yang sudah di BCG dan Deloitte. Katanya, "Memang ya melelahkan, tapi memang ini yang harus dilewati ya. Semoga Allah selalu meluruskan niat kakak, memberkahi hasilnya, dan memudahkan setiap langkah kakak".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline