Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Bukan Bakat, Rahasia Keberhasilan di Era Ketidakpastian itu Tekad, Kegigihan dan Ketabahan

Diperbarui: 15 Januari 2024   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tekad, kegigihan dan ketabahan lebih bisa diandalkan daripada bertumu pada bakat semata | Image: ideogram.com

 “Bukan bakat yang membentuk kita, melainkan tekad, kegigihan, dan ketabahan yang mendorong kita melewati setiap rintangan menuju puncak kesuksesan.”

Di beberap grup medsos, beberapa kali saya mendapakan kiriman yang menyentuh hati. Meski tayangannya sama, namun saya tak bosan menyelesaikan tayangan yang dibagikan itu.

Ini sebuah cerita nyata dari seorang Khalil Al Daylami. Seorang arsitek dari Bahrain yang pernah menjadi viral karena kekayaannya tidak hanya di dunia, tetapi juga In Syaa Allah di akhirat. TV Bahrain pernah membuat siaran langsung dengan sebuah prank kejutan untuk Khalil Al Daylami. Dia juga biasa dipanggil Abu Ahmed, seorang arsitek asal Bahrain yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk memberi makan dan merawat ribuan anak yatim.

Suatu hari, dalam acara "You're Outstanding," ia dikejutkan dengan mobil baru sebagai penghargaan. Namun, saat berhenti di lampu merah, puluhan anak yatim yang dibesarkannya memberikan kejutan dengan spanduk dan kata-kata menyentuh.

Terpajang kata-kata menyentuh itu di kanan dan kiri mobil yang mengapitnya, juga di depan mobilnya. Sejumlah kalimat menyentuh dan fotonya juga dipajang di beberapa bangunan di sekelilingnya. Serta spanduk besar yang saat dia menunggung di lampu merah satu demi satu dibentangkan di sejumlah gedung tinggi yang mengelilinginya.

Seorang anak yatim piatu membawa spanduk yang menyetuh hati, "Dia tidak akan pernah mengecewakan kita, atau bahkan mundur dari tugasnya,”

Tulisan lain memperlihatkan, “Saat kami jalan-jalan ke taman hiburan, dia akan bermain dengan anak-anak. Dia akan meminta anak yatim untuk memanggilnya Baba “ayah” Khalil."

Meski dipuji, Baba “ayah” Khalil dengan rendah hati mengatakan bahwa dia sungguh tidak berhak menerima pujian setinggi ini dari anak-anaknya.

"Anak yatim berhak mendapatkan lebih banyak. Sejujurnya, aku tidak pantas menerima semua ini. Allah lah yang telah bermurah hati kepadaku. Aku bukan siapa siapa," katanya.

Karena kekepoan ini, lalu saya eksplorasi siapa Baba “ayah” Khalil itu dari berbagai sumber terpercaya. Apa hasilnya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline