Di bumi yang indah, negeri tercinta
Korupsi menggurita, mencengkram integritas
Ketua KPK, kini jadi tawanan dugaan kasus hitam
Seperti permainan catur, langkah salah di awal terjadi
Seleksi calon pemimpin, fit and proper hampa
Rekam jejak dipertanyakan, namun diabaikan
Konon DPR memilih, kata orang pansel tak menggubris
KPK terhempas, kehancuran pun terlihat jelas
Umbul-umbul korupsi berkibar di tubuh KPK
Ketuanya terseret, pemerasan terdengar nyaring
Ahli pidana mengawasi, sorotan tajam terarah
Citra bangsa tercoreng, keprihatinan tumbuh merata
Polisi gagah bersuara, menetapkan tersangka
Pemerasan dan gratifikasi, tindakan tercela terbuka
Ratusan saksi dipanggil, barang bukti disita
KPK terluka nestapa, hati rakyat membara
Sidang praperadilan menanti, tanggalnya tak lama lagi
Katanya dia mengklaim terpaksa, bersiul kuasa hukumnya
Korupsi merajalela, KPK dalam keterpurukan
Negeri ini menangis, bunga keadilan layu
Tersangka tak ditahan, penahanan terabaikan
Hukum seperti impian, jauh dari keadilan
Citanya tercoreng, KPK terluka
Rakyat terheran, siapa yang benar?
Mantan Ketua KPK lainnya bicara, ini kejahatan luar biasa
Otoritas disalahgunakan, pemerasan tertinggi di korupsi
Tripel kejahatan, menutup wajah terperangkap kamera
KPK hancur, citra terinjak-injak
Media asing bersuara, kepala KPK tersangka
Media-media terperangah, menyaksikan tontonan pilu
Ironi terasa, antirasuah terjerat
Kendaraan mewah, tak terhitung harta melimpah
Marwah antikorupsi, dirusak oleh yang seharusnya jaga
Dia, bukan pahlawan melainkan penjahat kata orang
Bangsa ini menangis, hati teriris pedih
KPK meratap, harapan terkubur dalam sepi
Di tengah tragedi, kita bertanya-tanya:
Siapakah yang bersih? Siapakah yang jujur?
Negara tercinta, rindu pada keadilan
Masyarakat berharap, kebenaran terkuak di ujung malam