Di bawah cahaya fajar yang gemilang berkilau,
Hati yang terjaga dalam ilmu memancar terang,
Namun bagi yang tenggelam dalam gelapnya kebodohan,
Hati mereka, sebelum mati, telah mati selamanya.
Mereka yang mengejar dunia, harta dan kekayaan,
Lupa akan pelajaran agama, jalan hidup yang benar,
Sebelum jasad diubur, hati mereka terkubur,
Mati dalam ketidaktahuan, tersesat dalam kegelapan.
Ilmu agama adalah cahaya yang memandu,
Menuju jalan benar, kebahagiaan sejati,
Jangan biarkan hatimu menjadi makam yang sunyi,
Pandulah ilmu, cintai Allah dan Rasulullah, jangan lewatkan peluang.
Bersinarlah, wahai jiwa yang haus pengetahuan,
Bangkitlah dari tidur panjang dalam kejahilan,
Hati yang hidup, meskipun tubuh telah mati,
Akan terus bersinar di sisi-Nya, abadi dalam cahaya.
Note :
Dalam kegelapan malam, terdapat sinar fajar yang gemilang. Puisi diatas mengajak kita untuk merenung tentang pentingnya ilmu agama dalam menjalani kehidupan. Seperti cahaya yang menerangi jalan di tengah kegelapan, ilmu agama memberi petunjuk kepada hati yang haus akan pengetahuan spiritual.
Tubuh kita akan kembali ke tanah, tapi hati kita bisa tetap bersinar melalui ilmu agama. Jangan biarkan diri kita tenggelam dalam kebodohan. Hidupkan hati sebelum mati, dengan cahaya ilmu agama.
Semoga puisi ini menginspirasi kita untuk terus mengejar ilmu agama dan menjadikan hati kita terang benderang dalam kehidupan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H