"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (Asy-Syuura: 43)
Memaafkan itu penting, baik untuk hati dan karir. Saling memaafkan adalah ajaran yang dianut oleh semua agama. Sebagai manusia yang lemah dan tidak sempurna, kita semua pasti memiliki kelemahan, kekurangan, dan kesalahan. Karena itu, kita harus selalu berusaha untuk saling memaafkan.
Ketika menghadapi masalah, perselisihan, atau pertikaian, memaafkan adalah kunci untuk menyelesaikan masalah dan mencapai perdamaian serta solusi. Memaafkan juga sangat penting dalam hubungan sosial dan komunikasi dengan orang lain.
Kata "maaf" adalah salah satu dari tujuh Kata Emas dalam Adi Layanan dan Customer Service, yaitu "MaMa TeSi Mohon ToMat" (Mari, Maaf, Terima Kasih, Silakan, Mohon, Tolong, Selamat).
Memaafkan itu bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan raga, juga dapat membantu dalam karir dan profesi. Orang yang pandai memaafkan dianggap sebagai orang yang baik, soleh, matang, dan menyenangkan. Ia rendah hati dan cenderung lebih sehat secara fisik. Sebaliknya, ketika tidak memaafkan, kita hanya akan merasa sakit dan tidak bahagia. Bahkan sering dianggap sebagai orang yang egois, sombong, dan tidak disenangi orang.
Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial, sikap untuk saling memaafkan harus kita prioritaskan. Tanpa syarat dan terkecuali. Karena dengan memaafkan, kita dapat menciptakan keharmonisan dalam hubungan sosial dan mencapai kedamaian dalam hidup kita.
Manfaat Memaafkan untuk Kesehatan Jiwa dan Raga: Perspektif Islam dan Temuan Riset Ilmiah
Memaafkan itu penting dan berdampak terhadap kesehatan jiwa dan raga. Seorang pakar psikologi dari Virginia Commonwealth University, Amerika Serikat, Dr. Worthington Jr, mengemukakan dalam riset ilmiahnya yang berjudul Forgiveness in Health Research and Medical Practice di jurnal Explore bahwa orang yang tidak memaafkan memiliki dampak negatif pada kesehatan mereka.
Orang yang tidak memaafkan lebih cenderung merasa marah dan memiliki penurunan fungsi kekebalan tubuh yang sama seperti orang yang sedang stres, marah, dan agresif. Hal ini juga meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa sifat saling memaafkan dapat menurunkan tekanan darah dengan lebih cepat. Selain itu, orang yang mampu memaafkan juga memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik secara jiwa dan raga.