Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Mengembangkan Kepemimpinan Efektif: Mengembangkan Keteladanan, Bukan Andalkan Prestasi dan Kecerdasan

Diperbarui: 12 Maret 2023   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepemimpinan Efektif: Keteladanan, Bukan Kecerdasan Belaka | pexels.com

"Kepemiminan masa depan adalah kepemimpinan yang memaksimalkan kepemimpinan efektif, yaitu mengembangkan keteladanan nyata, bukan hanya mengandalkan prestasi masa lalu dan kecerdasan"

Zaman sudah berubah. Gaya kepemimpinan hari ini dan kedepan, menuntut kita untuk selalu mempertanyakan gaya, pola dan mindset kepemimpinan kita sekarang. Kita tidak bisa lagi mengandalkan prestasi masa lalu dan nama baik kita untuk kepemimpinan kita hari ini, apalagi ke depan.

Dengan kata lain, seorang pemimpin jangan silau diri dalam melihat beberapa penghargaan dan prestasi kepemimpinannya di masa lalu. Publik lebih membutuhkan perbaikan, transformasi dan kontribusi nyata dari kepemimpinannya. Bukan kecerdasannya dalam berdalih, dan menyalahkan dan menghukum bawahan. Atau juga secara cerdas mampu menjawab pertanyaan sulit dan merasionalisasi kelemahan dan kekurangan diri dan tim yang dipimpinnya.

Bila salah dan mengecewakan publik, maka pemimpin harus meminta maaf dengan setulus hati. Sambil juga memaparkan rencana perbaikan kedepan, dan permintaan tulus untuk membantu perbaikan di institusinya secara terbuka dan lapang dada.

Prinsip Investasi Bisa Digunakan dalam Kepemimpinan Efektif

Seperti halnya prinsip investasi yang menyatakan bahwa prestasi dan keuntungan masa lalu tidak menjamin keuntungan di masa sekarang dan masa depan. Begitu juga dengan kepemimpinan. Oleh karena itu, tujuan pemimpin yang baik adalah untuk memaksimalkan kejujuran, Amanah, keterampilan komunikasi dan kecerdasannya, dengan baik dan benar.

Dengan kata lain, kepemimpinan yang efektif tidak hanya terkait dengan kinerja masa lalu, tetapi juga memahami prinsip-prinsip investasi yang lebih luas. Sebagai pemimpin, kita harus memahami risiko yang terkait dengan setiap keputusan yang diambil dan mengelola sumber daya kita dengan 5R (Risk, Return, Regulation, Reputation, dan Resources).

Selain itu, kita harus memiliki tujuan yang jelas dan fleksibel, dan mampu beralih ke strategi yang lebih baik jika dibutuhkan. Seperti seorang investor yang bijak, kita juga harus menambah kemampuan kita secara bertahap dan mengontrol pengeluaran untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam konteks pemulihan ekonomi Indonesia, kepemimpinan yang bijak dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Adanya multi disrupsi zaman sekarang perlu disadari sepenuhnya oleh para pemimpin sekarang dan masa depan. Kita sudah diterpa disrupsi teknologi dan transformasi digital, disrupi pasca pandemi, disrupsi media, disrupsi antar generasi, Kita juga pernah mengenal Era Society 5.0, setelah sebelumnya ada revolusi industry 4.0, revolusi energi terbarukan, dan revolusi hijau.

Kembali ke soal kepemimpinan. Gaya kepemimpinan sekarang adalah gaya kepemimpinan situasional. Tentu tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip dan ciri baku kepemimpinan. Seperti jujur, amanah (mampu menjalankan dan menjaga kepercayaan), mampu berbicara dengan benar, dan memiliki kecerdasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline