Meningkatkan produktivitas karyawan di era digital, itu tidaklah gampang. Apalagi bila itu juga harus dibarengi dengan membangun budaya kerja yang inklusif sehingga diharapkan akan mampu menciptakan karyawan yang bahagia dan produktif.
Dalam era digital yang kompetitif saat ini, produktivitas karyawan menjadi semakin penting. Namun, banyak perusahaan menghadapi tantangan dalam mengatasi perbedaan pandangan antar generasi. Juga tantangan akan lingkungan kerja yang kurang inklusif, dan keseimbangan antara kebahagiaan dan produktivitas.
Artikel ini akan membahas langkah praktis untuk meningkatkan produktivitas karyawan di era digital.Termasuk didalamnya 5 pertanyaan penting untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan 10 kontribusi yang dapat diimplementasikan. Kita juga akan membahas bagaimana perusahaan dapat mengatasi perbedaan generasi dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung. Mari kita bersama-sama mengeksplorasi cara untuk menciptakan karyawan yang lebih produktif dan bahagia di tempat kerja.
Menjadi Produktif di Era Digital : Perbedaan Pandangan antar Generasi dan Bagaimana Perusahaan Dapat Mengatasinya
Pengertian, kriteria, dan syarat untuk menjadi produktif dapat berbeda-beda antara satu generasi dengan generasi lainnya. Hal ini karena setiap generasi memiliki nilai, cara pandang, dan pengalaman yang berbeda.
Sebagai contoh, generasi Baby Boomer ((kelahiran 1946-1964) mengartikan produktivitas sebagai bekerja keras, berkomitmen, dan menghasilkan banyak hasil kerja. Kriterianya karyawan yang produktif adalah yang terus bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu dia harus disiplin, mampu bekerja dalam tim, dan memiliki pengetahuan teknis yang baik.
Generasi X (kelahiran 1965-1980), di sisi lain, mengartikan produktivitas sebagai mencapai tujuan dengan efisien dan efektif, sambil menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi. Untuk menjadi karyawan yang produktif, mereka harus dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dan tetap memiliki waktu untuk keluarga dan hobi. Sementara itu, syaratnya adalah mandiri, terampil dalam menggunakan teknologi, dan dapat beradaptasi dengan perubahan.
Generasi Y atau Millennials (kelahiran 1981-1996) mengartikan produktivitas sebagai mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan teknologi dan inovasi. Kriteria karyawan yang produktif adalah yang dapat mencapai tujuan dengan cara yang efisien dan efektif, menggunakan teknologi dan inovasi. Untuk memenuhi syarat, karyawan harus terampil dalam penggunaan teknologi, berorientasi pada hasil, dan memiliki nilai kerja yang sejalan dengan nilai perusahaan.
Di sisi lain, generasi Z atau Gen Z (kelahiran setelah 1997) mengartikan produktivitas sebagai mencapai tujuan dengan cara memanfaatkan teknologi secara efektif dan efisien. Karyawan yang produktif adalah yang dapat mencapai tujuan dengan memanfaatkan teknologi dan fleksibilitas kerja. Syaratnya adalah mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi, memiliki kemampuan multi-tasking, dan dapat bekerja dalam lingkungan yang inklusif.
Dari sini, penting bagi perusahaan untuk memahami nilai, cara pandang, dan pengalaman setiap generasi agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan efektif bagi semua karyawan.