Sejumlah temuan di lapangan membuktikan, bahwa karyawan yang mendapat apresiasi cenderung happy dan berproduktivitas tinggi. Apresiasi ini juga akan meningkatkan motivasi, rasa penting dan berarti, serta budaya kerja yang bikin happy. Banyak bentuk dan cara untuk memberikan apresiasi kepada karyawan. Tidak sebatas bonus, intensif, tunjangan atau pun promosi. Tapi banyak cara untuk membuat karyawan kita sebagai orang yang penting, berarti dan kita loyal kepadanya. Yaitu untuk senantiasa memberikan dukungan dan pengembangan diri bagi karyawan yang bersangkutan.
Perasaan merasa penting, berarti dan ditunjukkan secara konsisten, adalah salah satu faktor karyawan akan merasa happy dan dihargai. Sebuah survei yang mengejutkan yang dilakukan oleh Gallup, menemukan bahwa 65% pegawai tidak merasa dihargai di tempat kerja. Riset ini, seolah juga diamini dengan survei lain yang dilakukan oleh Office Team. Mereka mengungkapkan bahwa 66% responden kemungkinan besar akan mengundurkan diri jika mereka merasa tidak dihargai.
Tuntutan ini justru lebih besar lagi bila ditujukan kepada generasi millennial dan generasi Z. Karena salah satu bentuk tertinggi apresiasi kita pada mereka adalah fokus kita pada pengembangan bakat dan potensinya. Bukan semata pada karirnya. Bila tidak, mereka akan dengan mudah berpindah kerja ke tempat lainnya.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan ?
Mulai saja dengan berkomunikasi yang tulus, hangat, bersahabat dan dekat, dengan cara yang empatik. Termasuk didalamnya menerima mereka apa adanya, serta mensyukuri mereka bisa tetap bersama untuk tujuan kebaikan yang sama. Bentuk dan cara untuk memberikan apresiasi itu sendiri bisa beragam, sebatas langit imajinasi kita. Intinya, temukan banyak cara untuk mengatakan atau menyatakan bahwa anda mengapresiasi mereka. Mereka adalah orang yang PenTiL : penting, berarti, dan secara konsisten kita loyal kepada mereka.
Kriteria bentuk dan cara apresiasi ini, tentu saja perlu ada syarat dan batasannya. Namun yang terpenting, berikanlah apresiasi ini hanya kepada yang berprestasi, punya sikap yang baik dan kooperatif, yang sungguh-sungguh dan serius bekerja, atau yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.
Sekarang, mari kita telusuri beragam bentuk dan cara kita bisa memberikan apresiasi. Pemberian apresiasi ini, tentu bisa disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuan perusahaan itu sendiri.
1. Ajak dalam satu kendaraan atau antarkan
2. Ajak hiburan bersama
3. Ajak karyawan masuk ke ranah pribadi, undang minum kopi / ngaliwet ke rumah atau panen di kebun keluarga.
4. Ajak makan siang / makan bersama di sebuah restoran khusus.
5. Ajak untuk menemui atasan, pimpinan atau orang penting.
6. Berikan apresiasi dengan kategori dan piagam / tanda khusus.
7. Berikan santunan / bantuan saat dirasakan ia membutuhkannya.
8. Bantuan berobat, diluar batas ketentuan sebagai sebuah kebijakan khusus. Atau bantuan secara pribadi atau keluarga besar karyawan.
9. Beasiswa untuk anaknya yang berprestasi.
10. Berikan gadget (HP, tablet, laptop, printer) yang bagus.
11. Bawa oleh-oleh, hadiah, souvenir meski ia tidak memintanya dan tidak terikat dengan momen apa pun.
12. Berikan sertifikat / piala dan diliput media massa atau dipublikasikan di majalah perusahaan atau media sosial official perusahaan.
13. Berikan tanaman, bibit atau bunga untuk disimpan di kantornya atau untuk di rumahnya.
14. Berikan tiket pada acara bergengsi.
15. Berikan tiket untuk training, workshop, lokakarya atau seminar.
16. Berlibur bersama rekan-rekan kantor. Bila kondisi keuangan terbatas, berikan subsidi yang menarik.
17. Bikin momen saat apel pagi, breafing pagi atau saat raker.
18. Beri cat rumah yang berkualitas pada staf yang membutuhkan.
19. Delegasikan pekerjaan penting.
20. Didoakan khusus di sebuah acara bersama.
21. Family gathering : kambing guling, wisata keluar pulau, atau durian party.
22. Gendong anak-anaknya dan bercanda dengan anak-anaknya. Berikan coklat atau hadiah lain yang sesuai.
23. Gift untuk anaknya diluar ulang tahun atau pun prestasinya
24. Istirahat bareng dan makan siang bersama di restauran baru terdekat.
25. Ajak diskusi tentang pengembangan diri atau pengembangan organisasi sambil makan di kantin atau di tempat khusus
26. Jadikan ajudan / asisten.
27. Jadikan sekretaris pribadi.
28. Bonus dadakan perusahaan / kantor.
29. Kasih bonus dari uang saku pribadi diluar bonus kantor.
30. Kasih buku yang bagus terkait dengan minat, hobi dan rencana pengembangan dirinya.
31. Kasih kepemilikan pribadi : jam tangan, ballpoint bagus, topi, dll yang ia suka saat kita memakainya.
32. Kunjungi rumahnya dan akrabilah keluarganya.
33. Makan siang prestisius di tempat khusus dengan big boss.
34. Memberikan barang favorit yang selama ini ia harapkan dan jadi surprise yang benar-benar mengejutkan.
35. Memberikan tiket liburan gratis.
36. Memberikan voucher belanja / pulsa / e-money.
37. Menambah cuti khusus (unrecorded time-off).
38. Mengizinkan pekerjaan dilakukan di rumah.
39. Mengucapkan terimakasih dengan tulus sampai ia sendiri merasakannya.
40. Berikan senyuman yang tulus atau tepukan di pundak.
41. Kasih acungan jempol saat mereka kasih masukan dan ucapkan terima kasih atas pemikirannya.
42. Outbond / outdoor activities dengan isian acara yang unik, menghibur, menantang atau cara lainnya yang mengesankan.
43. Penobatan "Employee of the Month / Year".
44. Perjalanan dinas untuk pengembangan diri atau team.
45. Buat quote khusus atas dasar kata-kata yang bagus dari anak buah dan ditempel di dinding kantor serta dibagikan di medsos perusahaan / kantor.
46. Presentasi atas pengalaman best practices-nya ke pucuk pimpinan.
47. Promosi.
48. Pujian atas prestasi kerjanya, pencapaian targetnya.
49. Pujian kepada keluarganya.
50. Rekomendasi sekolah lagi.
51. Senyum hangat dan dahsyat.
52. Jabat erat dan pujian tulus spesifik.
53. Studi banding & benchmarking plus jalan-jalan.
54. Training khusus.
55. Tunjangan kinerja.
56. Olah raga bersama dengan instruktur yang bergantian dan dengan cara yang unik.
57. Membuat acara santapan rohani, sesuai agama masing anggota / karyawan.
58. Menjenguk ketika sakit pada dirinya atau keluarga intinya.
59. Menerima, saran, pendapat, kritik anggota / karyawan secara terbuka dan memberikan apresiasi penuh.
60. Mengapresiasi dan memberikan perhatian setiap hasil kerja anggota / karyawan.
61. Sesering mungkin dialog, berkomunikasi dengan anggota / karyawan, terhadap kendala-kendala di lapagan.
62. Membiasakan memulai kerja dengan berdoa bersama atau mendoakan secara khusus bagi yang sakit, mendapatkan promosi, atau berkait dengan kepentingan keluarganya.
63. Membantu mengerjakan bersama di saat atau di tahapan yang krusial, sulit dan penting.
64. Mengajak orang yang berprestasi untuk mempresentasikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi.
65. Memberikan keleluasan waktu atau tempat kerja yang lebih fleksibel.
Di banyak tempat, bentuk apresiasi dengan pendekatan kategori ini menarik untuk kita tiru. Seperti "angka kehilangan terkecil", "margin terbesar", produktifitas terginggi", "penjualan terbaik", "the best employee", "pegawai yang paling berkembang", "selalu tepat waktu", "paling jarang cuti sakit", "kinerja paling konsisten", "paling ramah dan hangat", "pembawa suasana happy", "paling sopan", "paling banyak akal", "paling agresif", "paling inovatif", "paling support", "paling disiplin", "paling responsif terhadap email", dan lain sebagainya.
Apresiasi itu sendiri harus tulus. Jangan politicking, jangan vested interest. Juga, jangan katakan pujian itu lebih dari satu menit. Namun pastikan untuk menyampaikan pujian atau apresiasi dengan tulus, karena hati hanya bisa disentuh dengan hati. Karena saat mereka merasa penting dan berarti, serta kita loyal kepada pengembangannya, maka prestasi demi prestasi akan mudah diraih.