Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Habis Pandemi, Terbitlah Resesi? Tenang, Ambil Solusi Ini !

Diperbarui: 7 November 2022   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image : Forbes.com

Tahun 2023 diprediksi jadi tahun kegelapan. Gelombang tsunami PHK sudah terjadi dimana-mana. PHK terjadi di sejumlah startup atau usaha rintisan di dalam negeri, termasuk starup digital. Tak hanya itu, intaian gelombang tsunami PHK juga mengintai kuat pada industri tekstil, dan industry padat karya. Ada yang berpendapat, barang sekarang itu lebih murah impor, dan barang import itu lalu dijual di dalam negeri. Disisi lain, biaya bahan baku naik, kemudian ongkos angkutan tak sejalan dengan naiknya daya beli masyarakat.

Akibatnya, ada banyak pekerja yang terkena PHK, ada juga pekerja yang terikat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) tidak diteruskan. Hasil akhirnya, harus diakui kondisi ketenagakerjaan kita kurang mengembirakan dan tidak sedang baik-baik saja. Disrupsi teknologi, antar generasi, pandemi, dan digitalisasi tak bisa kita hindari.

Terlepas dari tahun kegelapan 2023 itu, dalam lingkar pengaruh pribadi, mode survival harus segera diaktifkan. Saatnya kita mengasah kemampuan dan mengambil keuntungan untuk selalu berpikir kreatif dan berinovasi. Proses kreatif sendiri lebih berfokus pada produksi ide. Sementara, inovasi mempunyai fokus untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Sejauh yang saya kenal dengan banyak praktisi di berbagai lintas profesi, para praktisi sendiri tak mau dipusingkan dengan berbagai istilah atau pun terminasi. Baik itu cara berpikir lateral, kreatif, inovatif, hingga istilah out of the box thingking (thinking outside the box). Yang jelas, ada yang berpikir lateral yaitu cara berpikir kreatif dengan menemukan cara asimetri, keluar dari cara linier, dan ada yang berpikir out of the box. Dimana cara terakhir ini adalah cara berpikir di luar batasan, melampaui batasan, atau menggunakan perspektif yang baru. Yang penting pikirkan apa yang tak terpikirkan, dan hasilkan ide baru  yang tak terpikirkan sebelumnya.

Banyak contoh yang bisa kita ungkap dari hasil cara berpikir out of the box. Misalnya, di dunia marketing ada istilah co-branding. Seperti di dunia bisnis, ada merger Blibi, Tiket.com, dan Ranch Market. Di tingkat lapangan, ada patroli bersama TNI & Polisi. Juga bagi kantor polisi yang memiliki area lahan parkir, tahun 2015 pernah disampaikan bahwa masyarakat yang mau mudik boleh menitipkan kendaraan roda 2 atau empatnya di kantor polisi. Masyakarat, jelas sangat menyambut antusias gagasan cemerlang ini.

Contoh lain, di dunia properti terlahirnya konsep Ruang Kerja Bersama (coworking wpace) sebagai shared office space. Di ritel, Indomaret ber-cobranding dengan berbagai bank. Dimana bisnis pembayaran memungkinkan pengguna tidak wajib datang ke bank atau ATM untuk melakukan transaksi, karena semua bisa bayar di Indomaret.

Di ritel supermarket sebagai contoh lain, ada penjual pisang yang menuliskan Pick Me I'm Single untuk untuk dijual satuan, karena pisang mrotol lepas dari sisirnya. Jadi si penjual jualan satu sisir dan juga jual satuan. Lain hal, dengan pedagang kuliner banyak juga kita jumpai inovasinya. Seperti ada penjual baso di Jember dimana si abangnya pakai dasi, berpenampilan rapi, pake jas, dasi, dan bersepatu pantofel. Wuih, kereen !

Di sektor produksi sekala kecil seperti di Blitar, ada seorang kakek tamatan SD yang mampu membuat destilator limbah plastik dan mengubahnya jadi BBM premium, solar dan minyak tanah, dengan harga lebih murah !

Berpikir Out Of The Box

Permasalahan apa pun pasti ada solusinya. Cara kerja yang lebih sederhana, efisien, efektif, lebih murah hingga lebih produktif dan bermakna, bisa kita dapatkan dengan meningkatkan kemampuan berpikir out of the box ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline