Lihat ke Halaman Asli

Jabatan Ketua Umum Golkar Cukup Satu Periode

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Al-Fatih

Dalam sejarahnya Partai Golkar pernah dipimpin 9 orang ketua umum. Meraka adalah Djuhartono (1964-1969), SupraptoSukowati (1969–1973), Amir Moertono (1973–1983), Sudharmono (1983–1988), Wahono (1988–1993), Harmoko (1993–1998), Akbar Tandjung (1998–2004), JusufKalla (2004–2009)danAburizal Bakrie (2009–sekarang).

Diantara mereka hanya Amir Moertopo yang menjabatsampai 10 tahun, selebihnya hanya 5 tahun masa jabatan alias satu periode.Namun itu terjadi pada saat permulaan Soeharto berkuasa sebagai presiden RI.

Di era reformasi jabatan ketua umum untuk periode kedua kalinya pernah dicoba oleh Akbar Tanjung.

Namun ia dikalahkan oleh Jusuf Kalla pada Munas Golkar di Pulau Dewata Bali tahun 20014. Padahal Akbar Tanjung merupakan orang yang berjasa membawa Golkar kembali ke posisi puncak klasemen partai politik hasil Pemilu tahun 2004. Kala itu Golkar memperoleh 24.480.757 suara atau 21,58% suara sah.23 persen secara nasional.

Namun keberhasilan Akbar Tanjung tersebut tidak menjadi ukuran bahwa peserta Munas untuk memilihnya kembali menjadi ketua umum. Peserta Munas malah memilih Jusuf Kalla yang kala itu menjabat wakil presiden. Akbar Tanjung menyebutkan Ia dikalahkan 8 penjuru angin, bahkan permainan uang juga sangat kentara.

Nah, tahun 2015 nanti Aburizal Bakrie yang masih menjabat ketua umum sekarangdikabarkanjuga mau maju kembali di MunasGolkartahun 2015. Pertanyaan yang muncul, apa yang membuat keyakinan Pria yang akbrab dipanggil ARB itu mampumempertahankankursiSlipi 1?

Dari sisi prestasi tidak ada yang bisa dibanggakan dari figur ARB. Pada Pemilu 2014 Golkar hanya mampu meraih 14 persen suara dan berada dibawah posisi PDI Perjuangan. Kemudian perolehan kursi Golkar di DPR juga mengalami penurunan dari 106 tahun 2009 menjadi 91 tahun 2014.

Di Pilres 2014 ARB juga gagal meyakinkan partai lain untuk berkoalisi dalam mengusungnya menjadi calon presiden. Walaupun akhirnya mendukung pasangan Prabwo-Hatta, ternyata kalah lagi.

Jadi sebetulnya tidak ada yang bisa diharapkan dengansosok ARB dalam hal prestasi membesarkan Golkar. Ini beda kasus dengan Akbar Tanjung yang syarat dengan prestasi. Bolehlah yang mengalahkan Akbar Tanjung adalah kekuatan uang Jusuf Kalla. Nah di tahun 2015 nanti, mampukah ARB menggalahkan Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden.Rasanya mustahil hal itu akan terjadi?.

Denga usianya yang makin tua, ARB sebaiknya lebih banyak memberikan nasehatdanpertimbangankepadapengurus DPP PartaiGolkar yang akandatang. Sikapinilebihelegan.

Apalagi ARB juga pernah memiliki hutang budi mendukung Agung Laksono menjadi ketua umum Golkar padaMunastahun 2015.Beranikah ARB mengingkarinya.?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline