Lihat ke Halaman Asli

Golkar Butuh Pemimpin Sekelas AL

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menapaki usia emas 50 tahun.  Golkar membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menyatukan seluruh kekuatan untuk duduk bersama membangun partai dan membangun bangsa. Golkar sendiri sejak berdiri selalu mengambil posisi yang solutif bagi kemajuan bangsa. Sudah dari sononya Golkar adalah partai yang selalu mengambil jalan keluar bagi bangsa.

Dalam kesejarahanya, lahirnya Golkar tidak lepas dari ide besar ABRI untuk menyelesaikan permasalahan politik yang tidak kunjung ketemuan dalam mengurus bangsa. Soal ini yang kemudian melahirkan partai beringin. Beringin kuning berdiri kokoh untuk berkarya.

Golkar selama usia republik selalu membaktikan diri pada republik dengan mendistribusikan kader-kader terbaiknya untuk duduk disetiap lembaga pemerintahan. Baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Golkar selalu mengambil peran starategis. Hal ini tidak lepas juga karena berjalanya proses perekrutan serta kaderisasi dibawah beringin kuning.

Proses ini yang kemudian melahirkan sosok kader yang unggul, memiliki kompetensi, kapasitas dan kapabilitas. Kader yang sanggup untuk mengembah amanah dan membaktikan diri untuk bangsa dan negara.

Dalam kaitan ini pula, memasuki usia setengah abad. Golkar jelas sangat membutuhkan sosok pemimpin yang mampu untuk merangkul semua kalangan dan faksi pasca pertarungan politiuk usai. Tanpa pemimpin seperti tersebut, Golkar hanya akan tercabik dalam konflik berkepenjangan dan kepentingan jangka pendek. Seperti yang terjadi sekarang ini, kesolidan Golkar kembali diuji.

Apakah setelah Munas akan lahir partai baru ? Ini tantangan kedepan. Kondisi ini sangat mungkin terjadi mengingat konflik yang terjadi sekarang ini mulai panas, apalagi diawali dengan kasus-kasus di pilpres yang berujung pada pemecatan beberapa kader dan gerakan-gerakan anak muda progresif membawa aroma konflik dalam konstelasi Golkar.

Hawa perpecahan memang terasa sangat kental terkait dengan pelaksanaan Munas. Dalam AD/ART seharusnya Munas dilaksanakan pada tahun ini, akan tetapi jika berdasarkan pada keputusan Munas Riau, pelaksanaan Munas adalah tahun depan. Tarik menarik kepentingan tak terhindarkan apalagi ditambah dengan konflik sebelum pilpres serta kaitan dengan JK yang nyaris tidak dibela Golkar dalam pilpres.

Ada faksi-faksi politik yang terbelah. Ada kekuatan yang mengincar kursi jabatan ketua umum. Beberapa kandidat juga sudah muncul dipermukaan. Nama-nama beken dan keren tersebut merupalan kader-kader terbaik bagi Golkar. Kader yang te;aj teruji kapasitas dan kapabilitasnya dalam medan politik.

Siapapun yang akan memimpin dipatikan akan dapat membawa Golkar lebih baik serta membawa bangsa makin maju.  Tentunya juga dari beberapa kandidat yang telah muncul dibutuhkan kandidat yang paling baik dan bisa memimpin partai ini.

Tak cukup hanya dengan logistik yang banyak untuk memimpin Golkar. Pemimpin yang terpilih kedepan untuk Golkar tentu seorang yang berpengalaman, berkarakter kuat, bisa melindungi dan menyatukan Golkar.  Kandidat yang demikan yang seharusnya dipilih para wakil-wakil dari DPD 1, DPD 2, organisasi pendiri maupun yang didirikan.

Pemimpin yang mengayomi semua kelompok dan faksi dalam tubuh beringin kuning. Jalan itu harus diambil dan sosok yang paling tepat untuk memimpiny adalah jelas Agung Laksono.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline