Lihat ke Halaman Asli

Bersatu Kita Bisa

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak diantara kita yang alergi untuk bersatu, dengan berbagai alasan, alasan yang paling utama adalah karena kita berbeda dengan orang lain. Padahal beda itu biasa, tidak perlu dijadikan alasan untuk tidak berteman, tidak bekerjasama, justru dari sana kita punya sudut pandang yang lain. Dan bukankah tidak akan pernah ada orang dengan tipe yang sama?

Alergi itu menjadikan kita cenderung defensif, membangun tembok2 kesendirian/kelompok, memperbesar jurang pemisah atau bahkan meruntuhkan jembatan2 penghubung yang selama ini telah dicoba untuk dirintis. Maka muncullah banyak kelompok dengan eklusivitasnya masing-masing. Yang ingin menang sendiri. Yang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, yang menganggap kebenaran bisa dimonopoli.

Fenomena itu nyata, dan terjadi di hampir setiap lapisan masyarakat. Dari kita rakyat biasa, sampai ke para petinggi negara, dari yang berpendidikan rendah, sampai ke tingkat sarjana. Semuanya membangun tembok pemisah, semuanya hanya mementingkan diri sendiri/mementingkan kelompoknya sendiri.

Padahal kita semua butuh bersatu, butuh bekerja sama, bukan hanya untuk satu kelompok yang sama, bukan sekedar demi satu komunitas yang sama, tapi bagi satu negara,  kumpulan beberapa kelompok yang berbeda, kumpulan dari berbagai komunitas yang berbeda, Karena dengan bersatu kita menjadi kuat, karena dengan bersatu kita kita mampu menyelesaikan segala permasalahan yang ada.

Bersatu kadang butuh energi yang besar, juga butuh keinginan dari semua pihak yang terkait, contohnya saat demo buruh yang ramai terjadi kemarin, betapa untuk mempertemukan semua pihak yang terkait, ratusan milyar terbuang percuma, dari mulai pabrik yang berhenti beroperasi sampai ke ditutupnya akses ke jalan tol. Tapi pada akhirnya dengan keinginan untuk mencari solusi, pihak yang terkait bisa bertemu dan bersepakat demi kepentingan bersama. Itulah nikmatnya bersatu, masalah yang begitu besar bisa diselesaikan dengan semangat mencari persamaan, bukan semangat untuk mencari perbedaan.

Maka persatuan memang mahal harganya, apalagi bagi kita yang masih menganggap perbedaan sebagai jalan untuk merendahkan orang lain. Sudah saatnya kita saling  menghargai perbedaan, dengan itu kita bisa bersatu, bekerja sama bahu membahu, saling menjaga dan saling menguatkan. Semoga bisa kita teruskan, karena kita berada dalam tempat yang sama, maka sewajarnyalah kita bisa terus bekerjasama.

Cikarang/30 January 2012/20.57

Bersatu kita bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline