Lihat ke Halaman Asli

RM Agung Dian Perdana

Volunteer FIM Jambi

Mengelola Kesehatan Mental di Dunia Perkuliahan (Bagian 1)

Diperbarui: 30 Januari 2020   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Akhir-akhir ini isu mengenai kesehatan mental semakin banyak dibahas, baik dalam media sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, seseorang semakin menyadari akan pentingnya "sehat" baik sehat secara fisik maupun sehat secara psikis. Literasi mengenai kesehatan mental seperti mengenali, mengelola dan mencegah mental illness semakin mudah untuk didapatkan. Perlu diketahui bahwa semakin tinggi pemahaman seseorang terkait kesehatan mental, maka semakin mudah seseorang dapat mendeteksi masalah kesehatan mental dan mengelolanya secara efektif. Lalu apa hubungan antara Kesehatan Mental dengan Dunia Perkuliahan? 

Bowman (2010) mengungkapkan bahwa aspek penting dalam transisi menuju kedewasaan adalah saat individu lulus dari sekolah dan melanjutkan kuliahnya. Mengapa demikian? Bagi kebanyakan individu transisi dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi melibatkan pergerakan ke arah struktur yang lebih besar dan lebih impersonal. Mahasiswa lebih merasa dewasa dibandingkan sebelumnya, punya banyak pilihan terhadap mata kuliah yang ingin diambil, punya lebih banyak waktu untuk bergaul dengan teman-teman, punya kesempatan yang lebih besar untuk mengeksplorasi bakat dan minat, menikmati kebebasan yang lebih besar dari pantauan orang tua dan tentunya semakin tertantang dengan tugas-tugas akademis yang sering menjadikan mahasiswa sebagai makhluk nokturnal.

Namun, transisi menjadi mahasiswa ini tidak hanya melibatkan fitur-fitur positif menjadi dewasa, tapi juga dapat melibatkan fokus pada permasalahan kesehatan mental. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pryor dkk, bahwa mahasiswa saat ini mengalami masalah kesehatan mental yang lebih besar dari sebelumnya, masalah kesehatan mental ini dapat meliputi stress dan sebagainya.  Selain itu Asosiasi Kesehatan Universitas di Amerika melakukan studi nasional kepada 90.000 mahasiswa di 177 kampus, dan banyak mahasiswa merasa bahwa mereka tidak punya harapan, merasa kewalahan dengan hal-hal yang harus dilakukan, mengalami kelelahan mental dan permasalahan mental yang lainnya.

Sebelum lebih lanjut, kita coba kita lihat dahulu pengertian dari kesehatan mental itu sendiri.

Dalam kesehatan mental, kita mengenal dengan sebutan model bio-psiko-sosial yaitu adanya keterkaitan antara fisik, psikologis dan sosial, seperti pada gambar berikut:

Dok. pribadi

Kita ketahui bahwa jiwa dan raga itu tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang mengalami permasalahan dengan fisiknya seperti mengalami demam, maka ia memerlukan istirahat dan tentunya pekerjaannya akan dipending terlebih dahulu. Hal ini membuat target di tempat pekerjaannya tidak bisa tercapai tepat pada waktunya, sehingga akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi bagi perusahaannya. Oleh karena itu, kesehatan mental itu sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menjaga keseimbangan ketiga aspek tadi.

Dilanjutkan pada bagian kedua.

Source and All Credit for : Nurul Hafizah, S.Psi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline