Lihat ke Halaman Asli

Puisi Malam: Antara Debat, Hujan, dan Doa

Diperbarui: 30 Juni 2024   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Malam: Antara Debat, Hujan, dan Doa

Debat sengit telah usai, meninggalkan luka dan kebingungan,
Dua kubu beradu argumen, memperebutkan suara rakyat.
Percayalah, aku tahu, debat itu penuh cacat dan kekecewaan,
Namun pilihan tetap di tangan rakyat, menentukan masa depan.

Di balik hiruk pikuk politik, hujan turun membasahi bumi,
Menyirami tanah yang kering, membawa kesejukan dan ketenangan.
Hujan mengingatkan kita tentang alam semesta yang luas,
Tentang kekuatan alam yang tak terduga, tentang siklus kehidupan yang abadi.

Di tengah riuh hujan di akhir Juni,
Kita merenungkan makna hidup dan pilihan.
Yang pelan belum tentu tak sampai tujuan,
Yang cepatpun belum tentu pilihannya tepat.

Di akhir sujud, dalam diam dan ketabahan,
Kita berbisik lirih dalam hati, memanjatkan doa.
Tuhan, Kau Maha Tahu segala rahasia,
Segala harapan dan kerisauan dalam kalbu.

Sesuaikanlah langkahmu dengan apa yang kau bisa,
Berjalanlah dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati.
Percayalah pada diri sendiri, pada kekuatan doa,
Dan masa depan yang lebih cerah akan menanti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline