Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Di Ujung Akhir Menunggu Pagi

Diperbarui: 28 Juni 2024   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Di Ujung Akhir Menunggu Pagi

Di batas akhir malam, menanti mentari pagi,Langit masih kelam, bintang bersinar redup di angkasa. Angin sepoi berhembus, membawa aroma segar,Membangkitkan semangat untuk menyambut hari baru yang cerah.

Tak perlu menyesal atas apa yang telah terjadi, Hari ini telah usai, tinggalkan kenangan pahit di masa lalu. Besok masih ada, memberikan kesempatan untuk memulai kembali, Dengan harapan baru dan semangat yang membara di dalam hati.

Bersama angkot kuning, menjelajahi jalanan kota, Menyaksikan hiruk pikuk manusia yang beraktivitas. Ada rasa lelah yang terukir di wajah,Namun di balik itu semua, ada tekad dan semangat untuk hidup.

Moga esok lebih baik, itu doa yang selalu terucap, Agar hari-hari yang akan datang penuh dengan kebahagiaan dan cinta. Bersama angkot kuning, kita melangkah maju, Menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh dengan harapan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline