Lihat ke Halaman Asli

Puisi Rindu Ibu di Bawah Rembulan

Diperbarui: 23 Juni 2024   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Rindu Ibu di Bawah Rembulan

Di balik awan, bulan sembunyi,
Hanya sinar redup menerangi malam ini.
Kidung "ambilkan bulan" mengalun pilu,
Kenangan Ibu, di relung hatiku selalu.

Baru tersadar, Ibu telah tiada,
Bulan tak perlu lagi dipetik untukku, wahai Bunda.
Hanya doa dan harapanku yang kupanjatkan,
Semoga Ibu tenang di alam baka.

Rahasia sukses tak ada yang tersembunyi,
Mimpi dan kerja keras kunci utamanya.
Belajar dari kegagalan, pantang menyerah,
Semua bisa diraih dengan tekad dan usaha.

Keringat dan dedikasi takkan sia-sia,
Mimpi menjadi nyata, bukan sulap semata.
Namun, tanpamu Ibu, semua terasa hampa,
Hanya rindu dan air mata yang menemani di malam kelam.

Bulan muncul, sinarnya menerangi wajah,
Membawa kembali kenangan indah bersamamu, Ibu.
Doa dan cintaku selalu kupanjatkan,
Semoga kau bahagia di sisi-Nya, di alam yang damai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline