Lihat ke Halaman Asli

Puisi Kebelet

Diperbarui: 23 Juni 2024   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Kebelet

Perut melilit, rasa tak tertahankan,
Kebelet datang, ingin segera dilepaskan.
Pikiran kacau, konsentrasi buyar,
Belajar terhambat, hati dibakar.

Pacar tercinta, menggoda tiada henti,
Bisikan mesra, rayuan nan menggoda.
Ingin sekali, memeluk dan menciumnya,
Tapi kewajiban menuntut, ilmu harus diraihnya.

Dilema melanda, hati di persimpangan,
Ingin bersenang-senang, tapi ilmu tak boleh terlupakan.
Terbayang masa depan, penuh cita-cita,
Belajar tekun, kunci untuk meraihnya.

Kuhela nafas dalam, kuatkan tekad ini,
Kebelet ditahan, demi masa depan yang cemerlang.
Pacar tersayang, tunggulah sebentar,
Belajar selesai, cinta akan terbalas dengan penuh semangat.

Kebelet adalah rintangan, bukan penghalang,
Tekad dan disiplin adalah kuncinya untuk menang.
Belajar dan cinta, dua hal yang penting,
Atur waktunya, agar keduanya bisa terpenuhi dengan senang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline