Lihat ke Halaman Asli

Syukurlah

Diperbarui: 16 Juni 2024   01:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sepanjang jalan, terbentang kasih sayang,
Gentong air terisi penuh, menanti dahaga yang datang.
Tangan-tangan dermawan, tanpa pamrih dan tanpa imbalan,
Menawarkan kesegaran, di bawah terik mentari yang membara.

Siapapun boleh mampir, tak perlu ragu dan bertanya,
Suku, agama, asal-usul, tak menjadi penghalang untuk berbagi.
Hanya rasa haus dan dahaga yang terbaca,
Di wajah-wajah yang lelah, di bawah panasnya cuaca.

Syukurlah, masih ada kepedulian di tengah dunia yang fana,
Masih ada kasih sayang yang mengalir tanpa henti bagaikan air di gentong.
Setetes kebaikan, secercah harapan,
Menumbuhkan rasa persaudaraan, di antara sesama manusia.

Orang Jawa, dengan kearifan budayanya,
Menyembah Tuhan yang Maha Pencipta, sumber segala kebaikan.
Zat yang tak terlihat, namun selalu hadir dalam setiap nafas kehidupan,
Mengajarkan kita untuk saling berbagi, menebar kasih dan persaudaraan.

Marilah kita teladani semangat ini,
Menebar kebaikan di mana pun kita berada.
Seperti air di gentong yang tak pernah habis,
Semoga kasih sayang dan kepedulian kita pun tak pernah pudar.

Syukurlah, atas karunia dan nikmat yang tak terhingga,
Atas kesempatan untuk berbagi dan menebar kebaikan.
Semoga dunia ini selalu diliputi kedamaian dan cinta kasih,
Dimulai dari setetes air di gentong, dan ketulusan hati dalam berbagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline