Lihat ke Halaman Asli

Cinta yang Kau Bunuh Lupa Melepas Nyawanya

Diperbarui: 13 Juni 2024   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Cinta yang Kau Bunuh, Lupa Melepas Nyawanya

Cinta yang kau bunuh, lupa melepas nyawanya,
Terperangkap dalam raga, mengalir tanpa makna.
Tetes air mata yang jatuh, tak henti memanggil,
Menggema dalam senyap, tak lagi kau kenal.

Cinta yang kau belenggu, lupa membuat rantainya,
Tertawan dalam hati, menjerit dalam hampa.
Rindu yang tersisa, terjerat tanpa suara,
Menghantui dalam sepi, tak lagi kau rasa.

Cinta yang kau bunuh, lupa melepas nyawanya
Terhenti di ujung kata, tak lagi bernada
Dingin membeku, di sela-sela sunyi
Namun jiwa masih terperangkap di sini.

Cinta yang kau belenggu, lupa membuat rantainya
Menghimpit, memenjarakan, di ruang tanpa udara
Namun harapan tetap terjalin, meski samar
Dalam kelam, dalam asa yang tak pudar.

Setiap denyut mengingatkan, setiap helaan napas
Bahwa cinta, meski terikat, tetap bernapas
Menunggu saat bebas, merentang sayap
Menggapai langit, mengecap kembali manisnya madah.

Cinta yang kau bunuh, cinta yang kau belenggu
Tak pernah mati, tak pernah hilang
Ia mengendap di relung hati, mengintai
Menanti waktu, menanti merdeka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline