Lihat ke Halaman Asli

Senyawa Pagi

Diperbarui: 10 Juni 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senyawa Pagi

Di relung hati yang teduh, mentari pagi bersinar cerah,
Menyibakkan kabut keraguan, membawa harapan yang cerah.
Kebenaran bagai embun pagi, segar dan murni,
Menyiram jiwa yang dahaga, membangkitkan semangat yang dini.

Tak mudah tuk berani, teguh pada pendirian,
Menyampaikan kebenaran tanpa keraguan, tanpa hiasan.
Di dunia penuh ilusi, banyak yang tersesat jalan,
Kebenaran tersembunyi, terbungkus kepentingan sesaat.

Bagi mereka yang berpandangan sempit, kebenaran bagai belati,
Menyayat hati dan pikiran, membangkitkan rasa benci.
Penolakan datang bertubi-tubi, bagai badai yang tak henti,
Mencoba meredam suara, mematahkan semangat yang berani.

Namun, kebenaran bagai air sungai yang mengalir,
Takkan pernah berhenti, terus mengalir tanpa henti.
Menemukan jalannya sendiri, menembus bebatuan terjal,
Menyiram tanah kering, memberi kehidupan yang kekal.

Bagi mereka yang percaya, kebenaran bagai harta karun,
Berharga dan tak ternilai, membawa kedamaian dan ketenangan.
Menyinari jalan hidup, membimbing menuju arah yang benar,
Menemukan kebahagiaan sejati, yang takkan pernah pudar.

Teruslah berani, wahai pembawa kebenaran,
Suarakan lantang, tanpa rasa gentar dan ketakutan.
Kebenaran akan selalu berjaya, bersinar terang di ufuk mentari,
Membawa perubahan dan harapan, bagi dunia yang penuh misteri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline