Lihat ke Halaman Asli

Filosofi Salinitas Iman

Diperbarui: 6 Juni 2024   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Filosofi Salinitas Iman
Dalam lautan kehidupan yang luas,
Ada iman, seperti air asin,
Mengalir di arus dan ombak tak terduga,
Menguji hati di setiap detiknya.

Salinitas iman, diukur dalam ,
Seperti kandungan garam dalam laut biru,
Menggambarkan kekuatan dan keteguhan,
Dalam menghadapi badai dan gelombang.

Setiap tetes air asin yang murni,
Mengandung cerita dan pengalaman,
Tentang cobaan dan kemenangan,
Mengisi jiwa dengan kepercayaan.

Saat iman diuji oleh waktu,
Salinitasnya mungkin meningkat,
Seperti laut yang semakin asin,
Di tengah teriknya matahari.

Namun dalam kesulitan dan kesakitan,
Iman yang tinggi membawa kedamaian,
Seperti laut yang tenang di bawah bulan,
Memberikan harapan di kegelapan malam.

Di sungai-sungai kehidupan yang mengalir,
Salinitas iman tetap terjaga,
Mengalir dari sumber kebijaksanaan,
Menuju samudra ketenangan.

Dalam setiap danau ketenangan jiwa,
Iman menyejukkan hati yang gelisah,
Seperti air asin yang menyembuhkan luka,
Membawa kedamaian yang tak tergoyahkan.

Salinitas iman adalah ukuran,
Dari seberapa kuat kita percaya,
Pada kebaikan di balik setiap cobaan,
Dan kasih sayang yang tak terbatas.

Di setiap perjalanan hidup yang kita tempuh,
Iman adalah kompas yang setia,
Menunjukkan jalan di tengah kebingungan,
Menjadi panduan menuju cahaya.

Seperti laut, danau, dan sungai yang asin,
Iman kita harus tetap terjaga,
Dalam perseribu kandungan kebahagiaan,
Menjadi pelindung di setiap langkah kita.

Dalam filosofi salinitas iman,
Kita menemukan kekuatan sejati,
Untuk bertahan dalam badai kehidupan,
Dan menemukan ketenangan di akhir perjalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline