Lihat ke Halaman Asli

Kecanduan Alas Kaki

Diperbarui: 1 Juni 2024   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Kecanduan Alas Kaki: Doa Duka yang Tak Menyehatkan

Di balik tumpukan sepatu, tersembunyi duka teramat pilu,
Kecanduan alas kaki, bagai mantra yang menghantui kalbu.

Setiap langkah terasa hampa, tanpa alas kaki baru,
Jiwa meronta-ronta, tak henti mencari sepatu idaman.

Lemari penuh sesak, namun hati tetap gundah,
Hasrat tak terpuaskan, bagai api yang tak kunjung padam.

Di antara tarian langkah, doa duka dilantunkan,
Mencari kesembuhan luka batin, yang tak kunjung terobati.

Alas kaki bagai perisai, menyembunyikan rasa hampa,
Namun semakin banyak dimiliki, semakin perih luka di dada.

Oh, kecanduan terkutuk, kapan kau akan pergi?
Membebaskanku dari belenggu, menuju hidup yang sejati.

Mungkinkah aku sembuh, dari duka yang tak terkira?
Mungkinkah aku menemukan, kedamaian dalam jiwa?

Hanya doa dan waktu, yang bisa menjawabnya,
Semoga suatu saat nanti, aku bebas dari belenggu ini,
Dan menemukan kebahagiaan sejati, tanpa alas kaki yang tak terperi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline