Lihat ke Halaman Asli

Kokoh Tak Tertandingi

Diperbarui: 22 Mei 2024   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kokoh Tak Tertandingi

Kita terbiasa menyamarkan diri,
Di balik topeng, kita sembunyi.
Menggubah kata, menata wajah,
Di depan cermin, menjadi bayang-bayang yang tak riuh.

Berjalan di lorong-lorong sunyi,
Kita menjelma menjadi apa yang mereka ingini.
Namun, semakin jauh kita melangkah,
Semakin samar jati diri dalam bayang-bayang gelisah.

Berpura-pura dalam tawa dan tangis,
Mengubur asa dalam kotak yang tertutup rapat.
Hingga pada akhirnya, kita tak lagi tahu,
Siapa kita sebenarnya, apa yang sejati dalam kalbu.

Dalam kesendirian, topeng mulai retak,
Melihat bayangan yang asing di hadapan.
Siapakah yang sebenarnya kita cari,
Jika bukan diri yang sejati, kokoh tak tertandingi.

Lepaskan topeng, biarkan diri bernapas,
Rasakan angin yang menyapa, sinar yang bebas.
Kita adalah kita, tanpa perlu menyamar,
Menggali makna hidup yang tak pernah pudar.

Jadilah diri yang sejati, yang kukuh tak tergoyahkan,
Mengenali jiwa dalam setiap helaan nafas.
Tak perlu takut pada pandangan yang menilai,
Sebab yang kokoh tak tertandingi adalah diri yang tak terabai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline