Lihat ke Halaman Asli

Bulan Sabit di Malam Sunyi

Diperbarui: 20 Mei 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan Sabit di Malam Sunyi

Bulan sabit bercahaya di langit kelam,
Menemani malamku yang sunyi dan sepi.
Perlahan ia bergerak, bagai langkah kaki yang hampa,
Meninggalkan jejak kenangan yang tak terperi.

Dulu aku menggenggam erat, cinta yang begitu indah,
Namun takdir berkata lain, ia terlepas dari genggamanku.
Kini aku lepaskan semua, tak ingin lagi terikat,
Biarkan Tuhan yang menentukan, siapa yang akan menetap di hatiku.

Bulan sabit bagai diriku, yang kini penuh luka,
Bekas sayatan cinta yang tak kunjung sembuh.
Namun aku tak ingin larut dalam kesedihan,
Aku ingin bangkit kembali, dengan kekuatan yang baru.

Aku akan terus melangkah, di bawah sinar bulan sabit,
Mencari kebahagiaan yang sejati, yang takkan pernah pudar.
Aku yakin, suatu saat nanti, aku akan menemukan cinta yang abadi,
Cinta yang tulus dan penuh kasih sayang.

Bulan sabit bersinar terang, menerangi jalanku yang kelam,
Memberikan harapan baru di tengah keputusasaan.
Aku akan terus melangkah maju, dengan penuh keyakinan,
Bahwa masa depan yang cerah menantiku di depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline