Lihat ke Halaman Asli

Puisi Moderasi: Mengurai Benang Kusut Intoleransi

Diperbarui: 10 Mei 2024   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengurai Benang Kusut Intoleransi: Puisi Moderasi

Di bumi pertiwi yang elok nan permai,
Beragam budaya terjalin erat, bagai benang sutra nan ramai.
Namun, benang kusut intoleransi mulai menggerogoti,
Menebar benih perpecahan, mengusik harmoni.

Suara sumbang terdengar, memecah keheningan,
Menebar kebencian, menyingkirkan persaudaraan.
Agama diperalat, demi kepentingan politik semata,
Memecah belah bangsa, mencipta luka mendalam nan tak terkira.

Oh, moderasi, datanglah menyapa,
Membawa angin segar, meredakan gejolak yang kian meraja.
Ajaklah semua, bergandengan tangan,
Merajut kembali persatuan, dalam bingkai toleransi nan menawan.

Dialog dan edukasi, menjadi kunci utama,
Menjembatani perbedaan, merajut kembali rasa cinta.
Pahamilah, bahwa perbedaan adalah rahmat,
Kekayaan bangsa, yang patut disyukuri dan dihormati.

Marilah kita bersatu, dalam moderasi yang sejati,
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tanpa henti.
Saling menghargai, saling menghormati,
Menjaga persatuan, demi Indonesia yang damai dan tercinta.

Ingatlah, Indonesia adalah rumah kita bersama,
Tempat bernaung bagi semua, tanpa terkecuali.
Marilah kita rajut kembali persatuan,
Dalam moderasi yang indah, demi masa depan yang gemilang.

Moderasi, bukan berarti meniadakan perbedaan,
Tapi merajut perbedaan, dalam bingkai persaudaraan yang kokoh.
Bersama-sama, kita ciptakan Indonesia yang damai,
Tanah air tercinta, yang penuh toleransi dan kasih sayang yang tak terperi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline