Lihat ke Halaman Asli

Dalam Pelukan Malam

Diperbarui: 9 Mei 2024   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam Pelukan Malam"

Malam berselimut dingin sepi,
Hujan memperkeruh suasana.

Terkadang tidak perlu buru-buru untuk sembuh.
Membiarkan luka tetap ada, tetap terbuka,
Membiarkan rasa sakit itu tetap terasa.

Barangkali dengan begitu,
Kita bisa mengerti bahwa hidup memang punya banyak ragam luka
Dan itu bukan masalah yang harus diselesaikan dengan cepat.

Malam berselimut dingin sepi,
Hujan memperkeruh suasana hati.
Jiwa meronta, dibalut rasa perih,
Luka di hati, tak kunjung pulih.

Terkadang, tak perlu terburu-buru,
Mencari kesembuhan yang instan.
Biarkan luka tetap ada, terbuka di hati,
Rasakan perihnya, sebagai pengingat sejati.

Hidup memang penuh lika-liku,
Luka dan duka, tak terelakkan.
Menerimanya dengan lapang dada,
Adalah langkah awal menuju pemulihan jiwa.

Rasa sakit itu, tak perlu dihilangkan,
Tapi dipahami dan dipelajari maknanya.
Bahwa hidup ini, penuh dengan rintangan,
Dan kita harus belajar untuk menghadapinya.

Melangkah perlahan, dengan hati yang tegar,
Mencari kekuatan di balik rasa pedih.
Bersabar dan tabah, adalah kunci utama,
Untuk melewati masa-masa yang sulit ini.

Suatu hari nanti, luka itu akan memudar,
Meninggalkan bekas yang tak terhapuskan.
Namun, bekas itu takkan lagi menyakitkan,
Tapi menjadi pengingat, bahwa kita pernah kuat.

Malam berselimut dingin sepi,
Hujan pun mulai reda.
Cahaya mentari pagi, akan segera menyapa,
Membawa harapan baru, untuk hari yang lebih cerah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline