Lihat ke Halaman Asli

Mengampuni dan Menyembuhkan

Diperbarui: 15 April 2024   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: "Mengampuni dan Menyembuhkan"


Dalam riuhnya kata-kata yang menusuk hati,
Kita mencari ketenangan dalam deru kehidupan.
Mengampuni, bukanlah menghidupkan kembali luka yang lama,
Melainkan menyembuhkan dengan cinta yang tulus.

Perkataan orang lain, seringkali seperti duri yang menusuk,
Namun dalam momen mengampuni, kita menemukan kedamaian.
Luka batin tersembuhkan, di dalam pangkuan kasih yang mengalir,
Tak lagi terjebak dalam belenggu kebencian dan amarah.

Kebencian dan frustrasi, menjadi beban yang berat,
Menyulitkan langkah, merintangi kedamaian dalam diri.
Namun dengan merelakan, dengan memaafkan,
Kita melepaskan diri dari belenggu yang membelenggu.

Sehatkan jiwa ragamu, di tengah lautan kekhawatiran,
Dengan menemukan ketenangan dalam diri yang terdalam.
Karena kelelahan bukan hanya dari pekerjaan,
Namun juga dari beban pikiran yang menyesakkan.

Dalam momen mengampuni, kita menemukan kekuatan,
Untuk melangkah maju, dalam cahaya harapan yang bersinar.
Tenangkan diri, sehatkan jiwa ragamu,
Dengan mencintai dan mengampuni, kita menemukan kedamaian yang sejati.
Tenangkan diri, sehatkan jiwa ragamu,
Saat terhempas oleh perkataan yang menusuk hati.
Momen mengampuni, momen menyembuhkan luka batin,
Bukan untuk membuka luka yang lama, namun untuk menyembuhkan dengan cinta.

Perkataan orang lain, kadang menusuk lebih dalam,
Daripada luka fisik yang terasa nyata.
Namun dalam momen mengampuni, kita menemukan kedamaian,
Dan dalam kedamaian itu, tersembuhkan luka yang terpendam.

Kebencian dan frustrasi, seperti beban berat yang kita pikul,
Menguras energi, mengikis kedamaian dalam diri.
Namun dengan memaafkan, dengan merelakan,
Kita membebaskan diri dari belenggu rasa sakit yang membelenggu.

Sehatkan jiwa ragamu, dengan mengampuni dan mencintai,
Bukan untuk orang lain, tapi untuk dirimu sendiri.
Bersantailah, renungkanlah, dan temukan kedamaian,
Di tengah riak-riak kehidupan yang kadang tak terduga.

Karena sejatinya, kelelahan pikiran, fisik, dan jiwa,
Bukan hanya dari pekerjaan, tapi juga dari beban pikiran yang tak kunjung hilang.
Mengampuni, menyembuhkan, itu langkah awal,
Menuju kedamaian yang sejati, dalam hati yang bersih dan penuh kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline