Lihat ke Halaman Asli

Filosofi Ketupat: Empat Sisi Makna

Diperbarui: 12 April 2024   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara pohon kelapa dan jerami,
Terpintallah jalinan yang indah, ketupat pun memahami.

Dalam setiap simpul, dalam setiap lingkaran,
Ada makna yang tersembunyi, dalam ketupat yang berseri.

Empat sudutnya melambangkan arah,
Sebagai petunjuk dalam menjalani perjalanan.

Namun di balik keindahan luar,
Ada kesederhanaan yang dalam, sebagai cerminan hati yang tulus.

Dalam kepadatan anyamanannya,
Terletak kekompakan dan kebersamaan, dalam menjalani kehidupan.

Seiring waktu berlalu, ketupat mungkin akan kering,
Namun kebijaksanaannya akan tetap terpatri, dalam ingatan dan pengalaman.

Maka berdamailah dengan keindahan simpul-simpulnya,
Dan belajarlah dari ketupat, dalam setiap seratnya, filosofi hidup yang tiada ternilai.
Di balik anyaman janur yang rapi,
Tersembunyi makna yang tak terperi.
Ketupat, bukan sekadar hidangan lezat,
Tapi filosofi hidup yang patut direnungkan.

Empat sisinya yang kokoh,
Melambangkan empat pilar kehidupan:
Pertama, kekuatan iman,
Penuntun di kala ragu dan kebimbangan.

Kedua, kejujuran hati,
Berani berkata dan bertindak tanpa ragu.
Ketiga, kepedulian sosial,
Saling tolong menolong, bahu membahu.

Keempat, kesederhanaan hidup,
Syukur atas apa yang dimiliki, tak serakah dan tamak.

Ketupat yang direbus dalam air mendidih,
Menandakan perjuangan dan pengorbanan.
Biji beras yang terbungkus rapi,
Melambangkan kesabaran dan ketekunan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline