Lihat ke Halaman Asli

Bimantara: Perjalanan Melintasi Duka Masa Lalu

Diperbarui: 7 April 2024   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bimantara: Perjalanan Melintasi Duka Masa Lalu

Di angkasa malam yang kelam dan sunyi,
Terlukis kisah pilu yang tak terperi.
Bintang-bintang berkelap-kelip bagai saksi bisu,
Menyaksikan tragedi yang tak terluputkan.

Bimantara, nama yang penuh makna,
Kini tercoreng oleh duka dan air mata.
Kenangan pahit masa lalu menghantui,
Membawa luka yang tak terobati.

Suara tangisan dan jeritan pilu,
Masih terngiang di telinga dan kalbu.
Bayangan ketakutan dan keputusasaan,
Masih membayangi setiap sudut ruangan.

Bimantara, saksi bisu tragedi yang kejam,
Memendam cerita duka yang tak terungkap.
Hanya angin malam yang membisikkan rahasia,
Tentang rasa sakit yang tak terkira.

Namun, di balik awan kelam yang menyelimuti,
Secercah harapan masih bersinar terang.
Doa dan keyakinan dipanjatkan ke langit,
Memohon kekuatan untuk bangkit dan melangkah.

Bimantara, nama yang penuh makna,
Akan kembali bersinar dengan gemilang.
Luka masa lalu akan menjadi pelajaran berharga,
Untuk membangun masa depan yang lebih cerah.

Bimantara: Cerita Duka Masa Lalu

Di angkasa malam yang kelam dan sunyi,
Terlukis kisah pilu yang tak terperi.
Bintang-bintang berkelap-kelip bagai saksi bisu,
Menyaksikan tragedi yang tak terluputkan.

Bimantara, nama yang penuh makna,
Kini tercoreng oleh duka dan air mata.
Kenangan pahit masa lalu menghantui,
**Membawa luka yang tak terobati.

Suara tangisan dan jeritan pilu,
Masih terngiang di telinga dan kalbu.
Bayangan ketakutan dan keputusasaan,
Masih membayangi setiap sudut ruangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline