Pantang Menahan Diri
Bukan pelit, tapi bijaksana,
Tak melulu gengsi, tapi tahu rencana.
Hidup tak hanya tentang nikmati,
Ada masa depan yang mesti dirajut rapi.
Hasrat merajal, godaan menggiurkan,
Namun genggam erat, tahan sejenak nafsu membakar.
Tak semua keinginan perlu dipenuhi,
Menabunglah sedikit, masa depan disiapkan sigap.
Kelebihan yang kita miliki, anugerah tak terkira,
Namun tak elok jika hanya untuk dipamerkan saja.
Kurangi sedikit, sisihkan sebagian,
Derma untuk sesama, bukti syukur di jalan Tuhan.
Memberi bukan tentang seberapa banyak,
Tapi seberapa tulus kepedulian yang terwakilkan.
Ringankan beban yang terpikul di pundak mereka,
Senyum dan doa tercipta, bahagia pun terasa.
Pantang: Dermawan Sejati
Di dalam jiwa dermawan yang sejati,
Tak terikat oleh keinginan sesaat,
Hedonisme bukanlah tujuan hakiki,
Keseimbangan antara berbagi dan menabung,
Merupakan jalan menuju kebahagiaan sejati.
Derma yang tulus membawa sinar harapan,
Untuk masa depan yang cerah di ufuk nanti,
Tidak hanya berbagi dalam kekayaan materi,
Namun juga dalam kehangatan dan kepedulian.
Dermawan sejati adalah pelaut yang bijak,
Menavigasi lautan kehidupan dengan hati yang ikhlas,
Menyadari bahwa kebahagiaan bukanlah sekadar kesenangan,
Namun juga dalam persiapan untuk hari esok yang lebih baik.
Bersama-sama kita jalin tali persaudaraan,
Mengangkat yang lemah, meringankan yang berat,
Dengan setiap langkah, kita memahami,
Bahwa kebahagiaan sejati adalah saat kita berbagi.
Tak perlu menahan diri tuk raih mimpi,
Namun bijaklah berelasi dengan arti.
Menabung, berderma, jalan menuju bahagia,
Hidup seimbang, dunia akhirat pun terasa.