Lihat ke Halaman Asli

Rintik Hujan

Diperbarui: 12 Maret 2024   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintik Hujan

Rintik hujan turun perlahan,
Menyapa bumi dengan kelembutan.
Atap rumah berbisik pelan,
Menyambut melodi alam yang menawan.

Jendela berembun, kaca bening,
Memantulkan tarian air yang jernih.
Daun-daun hijau berkilau,
Terhiasi butiran air bagai permata berkilau.

Aroma tanah basah tercium,
Membawa kesegaran yang meresap ke dalam jiwa.
Udara sejuk menyapa,
Menyentuh wajah dengan kelembutan yang tak terkira.

Suara rintik hujan bagai nyanyian,
Menenteramkan hati yang gelisah.
Pikiran yang kalut menjadi tenang,
Terhanyut dalam melodi alam yang menenangkan.

Rintik hujan, anugerah yang tak ternilai,
Menyiram bumi dengan kasih sayang yang tak terhingga.
Memberi kehidupan bagi flora dan fauna,
Menumbuhkan rasa syukur di dalam jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline