Lihat ke Halaman Asli

Biarlah Lidahku Melekat pada Langit

Diperbarui: 12 Maret 2024   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Biarlah Lidahku Melekat pada Langit

Biarlah lidahku melekat pada langit-Mu,
Menyanyikan puji-pujian yang tak pernah henti.
Langit-Mu, tempat bersemayam segala keagungan,
Memuliakan-Mu, tujuan dari setiap pengabdian.

Kata-kata fana tak cukup ungkapkan puja,
Namun hati tulus akan selalu memuja.
Setiap tarikan napas, setiap denyut jantung,
Menjadi wujud syukur atas karunia yang tak terhitung.

Di kala fajar menyingsing, mentari menerangi bumi,
Kusadari keagungan ciptaan-Mu yang tak terperi.
Di kala senja beranjak, bintang-bintang menghiasi malam,
Kurasakan keagungan kuasa-Mu yang tiada banding.

Jika ujian dan cobaan datang mendera,
Kekuatan dan keikhlasan kuharapkan dari-Mu.
Dalam limpahan rahmat dan berkah-Mu yang melimpah,
Syukur dan ketaatan selalu kupersembahkan.

Biarlah hidupku menjadi persembahan suci,
Untuk memuliakan nama-Mu yang maha tinggi.
Sampai akhir hayat nanti, kuharapkan ridho-Mu,
Agar kelak di surga-Mu, aku beroleh tempat yang pasti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline