Lihat ke Halaman Asli

Esensi: Pantang dan Puasa

Diperbarui: 11 Maret 2024   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Esensi: Pantang dan Puasa

Di masa prapaskah, penuh makna,
Pantang dan puasa menjadi tradisi.
Bukan sekadar menahan lapar dan dahaga,
Tetapi esensi melatih jiwa dan raga.

Pantang, melepaskan diri dari ikatan duniawi,
Menahan diri dari godaan yang menyesatkan.
Puasa, melatih kedisiplinan dan pengendalian diri,
Menempa jiwa untuk lebih bersyukur dan rendah hati.

Lebih dari ritual keagamaan,
Pantang dan puasa adalah perjalanan spiritual.
Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta,
Memperdalam iman dan memperkuat spiritualitas.

Di balik rasa lapar dan dahaga,
Tersimpan pelajaran berharga.
Kesabaran, keikhlasan, dan rasa syukur,
Bersemi di dalam jiwa yang tulus dan teguh.

Masa prapaskah adalah waktu untuk refleksi,
Memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dengan pantang dan puasa, kita melangkah maju,
Menjalani hidup dengan penuh makna dan baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline