Di Persimpangan Dilema
Di persimpangan jalan ini aku berdiri,
Dilema merajut duka dalam hati.
Dua pilihan terbentang di depan mata,
Membawa rasa cinta yang berbeda.
Jalan yang satu, penuh dengan kenangan,
Bersamamu, kekasih yang tersayang.
Kita lalui suka dan duka bersama,
Menjalin kasih yang tak terkira.
Jalan yang lain, menawarkan hal baru,
Janji kebahagiaan yang belum aku tahu.
Rasa penasaran membisikkan keraguan,
Mungkinkah kebahagiaan di sana menantiku?
Di persimpangan dilema, di antara jalan yang bercabang,
Aku menemukan cinta dalam hamparan keraguan.
Dua arah, dua pilihan, membelah hati yang ragu,
Antara berani melangkah atau berpaling mundur.
Di satu sisi, cinta seperti bunga yang mekar,
Menghiasi jalan dengan keindahan dan harapan.
Di sisi lain, cinta bagai badai yang mengamuk,
Mengancam untuk merobek hati menjadi retak.
Dalam pusaran pertimbangan, aku merasakan getar cinta,
Seperti nyanyian angin yang membelai hati yang resah.
Meski ragu dan takut, aku merasa hidup dalam cinta,
Mengarungi lautan emosi, mengukir jejak di hati.
Di persimpangan dilema, aku memilih cinta,
Meski ia tersembunyi di balik kabut kekhawatiran.
Karena cinta adalah pelita di tengah gelapnya malam,
Dan di dalamnya aku menemukan arti sejati dari hidup.
Dilema ini bagaikan belenggu,
Menjerat hatiku dalam pilu.
Memilihmu berarti meninggalkan yang lain,
Menyisakan luka dan air mata yang berlinang.
Di persimpangan ini aku termenung,
Mencari jawaban yang tak kunjung datang.
Hatiku bimbang, jiwaku terombang-ambing,
Mencari jalan keluar dari dilema yang membelenggu.
Oh, berikan aku petunjuk,
Agar aku dapat memilih dengan bijak.
Tunjukkan jalan yang terbaik untukku,
Tempat cinta dan kebahagiaan bertemu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H