Lorong Waktu: Sebuah Puisi tentang Perjalanan Hidup
Lorong waktu bagaikan terowongan panjang,
Menampung jejak langkah dan kenangan yang terukir.
Masa lalu, masa kini, dan masa depan,
Bercampur aduk dalam alur yang tak tertebak.
Langkah kaki menapaki lorong yang berkelok,
Kadang menanjak, kadang menurun, tak menentu.
Diiringi tawa dan tangis yang silih berganti,
Menwarnai perjalanan hidup yang penuh makna.
Bayangan masa lalu tertinggal di belakang,
Menjadi pelajaran dan pengingat untuk melangkah.
Harapan masa depan terbentang di depan mata,
Memicu semangat untuk terus maju dan berjuang.
Setiap detik waktu yang terlewat,
Adalah anugerah yang tak ternilai harganya.
Gunakanlah dengan penuh makna dan kebijaksanaan,
Agar lorong waktu menjadi cerita indah yang tak terlupakan.
Lorong waktu takkan pernah berhenti,
Terus berputar dan membawa kita ke muara kehidupan.
Nikmatilah setiap momen yang ada,
Dan ciptakan kenangan indah yang tak tergantikan.
Di lorong waktu pagi, terpaku aku menatap,
Sang pangeran fajar yang muncul dengan gemulai.
Cahayanya membelai wajah bumi dengan lembut,
Menyapa kita dengan kehangatan yang menggugah hati.
Dalam cahayanya, segala sesuatu menjadi hidup,
Burung-burung bernyanyi, bunga-bunga tersenyum.
Di langit yang biru, awan-awan berarak seperti lukisan,
Mengukir keindahan yang tak tergantikan.
Sang pangeran fajar, pembawa harapan dan kebahagiaan,
Membangunkan alam dari tidur panjangnya.
Di bawah sinarnya yang bersemi, kita menyambut,
Hari baru yang dipenuhi dengan peluang dan keajaiban.
Di lorong waktu pagi, kita berdiri,
Memuja keindahan sang fajar yang mempesona.
Dan dalam detik-detik awal yang membekas,
Kita merasakan anugerah hidup yang tak ternilai.
Jadi mari kita hargai setiap momen di lorong waktu pagi,
Dan biarkan keindahan sang fajar memenuhi hati kita.
Karena di setiap pagi, ada keajaiban yang menanti,
Dan kita berdiri di ambang kesempatan yang baru.