Lihat ke Halaman Asli

Hancur Lebih Dulu

Diperbarui: 6 Maret 2024   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hancur Lebih Dulu: Puisi tentang Cinta yang Berakhir Pahit

Lebih baik hancur lebih dulu,
Daripada terluka di akhir waktu.
Melepaskan cinta yang tak bersatu,
Daripada terjebak dalam pilu.

Lebih baik merasakan sakitnya kini,
Daripada menanggung beban di hari nanti.
Menelan pil pahit kenyataan ini,
Daripada terbuai mimpi yang tak pasti.

Lebih baik merelakan yang tak tergapai,
Daripada terus menanti yang tak kunjung datang.
Membuka hati untuk cinta yang baru,
Daripada terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.

Hancur lebih dulu, agar bisa bangkit kembali,
Luka yang perih, akan menguatkan hati.
Percayalah, cinta yang tulus akan datang,
Di waktu yang tepat, tanpa perlu dipaksakan.

Hancur lebih dulu, sebelum senja merangkul langit,
Cinta kita terpatahkan dalam keheningan malam.
Pahit getirnya rasa yang terluka,
Menyisakan luka yang sulit untuk disembuhkan.

Kita menyulam mimpi di antara bintang-bintang,
Namun kenyataan menghempaskan kita ke tanah.
Saat cinta yang kita bangun runtuh seperti kastil pasir,
Kita tersadar bahwa bahagia itu rapuh dan sementara.

Kata-kata terucap, tapi terlalu terlambat,
Untuk menyelamatkan hati yang telah hancur berkeping-keping.
Kita berjalan sendiri di jalanan yang dulu kita bagi,
Menyusuri lorong-lorong kenangan yang kini sunyi.

Meski pahitnya rasa yang kita rasakan,
Kita belajar dari setiap detik yang terlewati.
Cinta yang berakhir membawa pelajaran berharga,
Bahwa terkadang hancur lebih dulu adalah jalan menuju kesembuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline