Lihat ke Halaman Asli

Krupuk: Renungan Filosofis

Diperbarui: 5 Maret 2024   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Krupuk: Renungan Filosofis


Renyah dan gurih, camilan rakyat jelata,
Dibuat dari singkong, diolah dengan cinta.
Krupuk, bukan sekadar makanan ringan,
Tetapi mengandung filosofi kehidupan.

Krupuk mentah, keras dan tak berasa,
Seperti manusia yang belum ditempa.
Dibutuhkan panas dan tekanan,
Untuk mengubahnya menjadi renyah dan lezat.

Seperti halnya hidup,
Penuh dengan rintangan dan tekanan.
Tetapi rintangan itu,
Membuat kita menjadi lebih kuat dan tangguh.

Krupuk takkan renyah,
Jika hanya dijemur di bawah sinar matahari.
Dibutuhkan panas dan tekanan dari minyak panas,
Untuk mengubahnya menjadi sempurna.

Seperti halnya manusia,
Takkan mencapai kesuksesan tanpa perjuangan.
Dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan,
Untuk mencapai mimpi dan cita-cita.

Krupuk, meski sederhana,
Memberikan pelajaran hidup yang berharga.
Bahwa untuk menjadi yang terbaik,
Dibutuhkan proses dan perjuangan yang tak kenal lelah.
Di dalam kehidupan, ada sebuah krupuk,
Terasa renyah di mulut, begitu rapuh di tangan.
Namun, diam-diam mengandung filosofi yang dalam,
Simbol kesederhanaan, keberanian, dan keteguhan.

Krupuk mengajarkan kita tentang kerapuhan,
Seakan memberi pesan, janganlah terlena dalam kekuatan.
Meski tampak kuat di permukaan, namun mudah hancur,
Begitu pula manusia, janganlah sombong dalam kesuksesan.

Filosofi krupuk mengajarkan kita untuk rendah hati,
Tak perlu mengumbar kehebatan, seperti krupuk yang merendah.
Bahkan dalam kelemahan, ada kekuatan terselip,
Begitu juga dalam diri manusia, ada kekuatan yang tersembunyi.

Rasa krupuk yang gurih mengingatkan kita,
Bahwa kehidupan ini penuh dengan kenikmatan yang sederhana.
Tidak perlu menjadi mewah untuk bahagia,
Cukup dengan mensyukuri keberadaan dan keberkahan yang ada.

Krupuk yang digoreng dalam minyak panas mengajarkan kita,
Tentang proses pematangan, tentang perjuangan dalam hidup.
Dari proses panas dan keras, muncullah kelembutan,
Begitu juga dalam hidup, dari kesulitan muncul kebijaksanaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline