Lihat ke Halaman Asli

Bapak, Kau Pergi Selamanya

Diperbarui: 3 Maret 2024   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bapak, Kau Pergi Selamanya

Bapak, kau pergi selamanya,
Meninggalkan luka yang teramat dalam.
Kenangan bersamamu takkan terlupakan,
Terukir di hati bagaikan lukisan.

Air mata mengalir di pipi,
Mengiringi kepergianmu yang abadi.
Rasa sedih dan duka menyelimuti,
Membuat dunia serasa berhenti.

Namun, aku tahu kau tak ingin aku berlarut dalam kesedihan,
Kau ingin aku bangkit dan terus melangkah.
Menghadapi dunia yang penuh tantangan,
Di era digitalisasi yang terus berputar.

Aku akan terus belajar dan berusaha,
Membuatmu bangga di atas sana.
Meski kau tak lagi di sisiku,
Cinta dan kasihmu akan selalu ku jaga.

Bapak, kau pergi selamanya,
Namun kenangan bersamamu takkan pernah sirna.
Aku akan selalu mengingatmu,
Dan menjadikanmu inspirasi dalam hidupku.

Bapak, kau pergi tanpa pamit,
Di tengah-tengah langit yang kelam,
Namun, bayanganmu tetap menguatkan,
Di setiap langkahku yang kian rapuh.

Waktu terus bergulir,
Menyisakan jejak luka yang dalam,
Namun aku harus bangkit,
Di era digitalisasi yang mengalir begitu cepat.

Tantangan pun menghadang,
Menyertai setiap langkahku,
Namun dengan tekad yang teguh,
Aku bergerak maju, melawan arus.

Meski kau telah pergi selamanya,
Namun semangatmu tetap menyala,
Menyala dalam hatiku yang kini terbakar,
Menyongsong masa depan di era digital ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline