Lihat ke Halaman Asli

Merepih Alam

Diperbarui: 18 Februari 2024   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi alam yang sunyi,
Merepih keindahan yang tiada tara,
Dalam gemulai dedaunan dan aliran sungai,
Mengalirkan cerita kehidupan yang damai.

Bergelora angin membelai daun,
Menyusuri rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi,
Merepih kisah-kisah lama dan baru,
Dalam setiap hembusan yang menggetarkan hati.

Matahari meredup, senja pun menjelma,
Merepih warna-warni di langit yang tak terbatas,
Mengukir senyum di bibir horizon yang memerah,
Sebagai penutup cerita di ujung hari.

Di antara merepihnya alam yang mengagumkan,
Kita menyaksikan kebesaran Sang Pencipta,
Dan dalam keheningan itu, kita merenungi,
Betapa indahnya anugerah yang telah diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline