Lihat ke Halaman Asli

Retret Agung di Masa Prapaskah

Diperbarui: 15 Februari 2024   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Retret Agung di Masa Prapaskah

Hujan turun membasahi bumi,
Menyiram jiwa yang penuh dosa.
Masa Prapaskah telah tiba,
Saatnya retret, introspeksi diri.

Metanoia, pertobatan sejati,
Berbalik pada-Mu dengan sepenuh hati.
Meninggalkan dosa dan kesombongan,
Menjalani hidup dengan penuh kebajikan.

Hujan bagaikan air bah pembaptisan,
Menyucikan jiwa dari noda dosa.
Aku melangkah maju dengan tekad bulat,
Takkan mengulangi dosa yang sama.

Di tengah derasnya hujan dan badai,
Aku terus berjalan menuju-Mu.
Cahaya kasih-Mu menerangi jalanku,
Memberi kekuatan untuk melangkah maju.

Retret Agung ini adalah kesempatan,
Untuk mempererat hubungan dengan-Mu.
Aku berjanji untuk hidup lebih baik,
Menjadi pribadi yang lebih taat dan patuh.

Terima kasih atas kasih-Mu yang tak terhingga,
Yang selalu menyertaiku di setiap langkahku.
Aku berserah diri sepenuhnya kepada-Mu,
Memohon bimbingan dan perlindungan-Mu.
Dalam sunyi yang menggema, aku mencari;
Di dalam retret, aku temukan diri.
Metanoia, pertobatan yang mendalam,
Berbalik pad-Nya, dalam ketakutan dan keraguan.

Di dalam hujan yang membasahi hati,
Aku merenung, aku bertobat.
Hujan bukan lagi beban, namun kesempatan,
Tuk luruhkan dosa-dosa yang tersembunyi.

Luruskan jalanku, ya Tuhan yang Maha Pengampun,
Bimbing langkahku menuju sinar-Mu.
Tak lagi kugenggam dosa-dosa yang lalu,
Aku bertekad, takkan mengulanginya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline