Lihat ke Halaman Asli

Terjebak Hujan yang Deras

Diperbarui: 14 Februari 2024   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terjebak Hujan Deras

Terjebak dalam hujan yang deras,
Langkahku terhenti di tengah jalan.
Embun menyatu dengan air mataku,
Dalam kerinduan akan sinar mentari.

Takdir mengajakku untuk merenungi,
Dalam gemuruh hujan yang melanda.
Rintihan angin menyampaikan cerita,
Tentang perjuangan hidup yang tak terduga.

Di balik tetesan yang membasahi wajah,
Terukir kisah-kisah kehidupan yang berwarna.
Dalam hujan yang deras, aku menemukan,
Keajaiban kesadaran akan keberadaanku.

Terjebak, namun tak terkalahkan,
Dalam hujan yang deras, aku berdiri teguh.
Menatap langit yang kelam, dengan harapan,
Bahwa setelah hujan, akan ada pelangi yang menghampiri.

Langit mendung, awan hitam berkumpul,
Hujan turun dengan derasnya.
Aku terjebak, tak tahu ke mana harus pergi,
Terlindung di bawah atap seadanya.

Suara hujan bagai simfoni alam,
Menabrak bumi dengan penuh semangat.
Jalanan basah, air mengalir deras,
Menciptakan genangan di mana-mana.

Kulihat orang-orang berlarian,
Mencari tempat berlindung dari hujan.
Ada yang memakai payung, ada yang memakai jas hujan,
Ada juga yang basah kuyup tak peduli.

Aku termenung, menikmati suasana ini,
Hujan deras membawa ketenangan.
Meskipun terjebak, aku tak merasa kesepian,
Hujan menemani dengan caranya sendiri.

Lama kelamaan, hujan mulai mereda,
Awan hitam mulai bergeser.
Sinar matahari mulai terlihat,
Menandakan akhir dari hujan deras.

Aku pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan,
Menyusuri jalanan yang masih basah.
Hujan telah berhenti, tapi kenangannya takkan terlupa,
Tentang momen terjebak hujan deras yang penuh makna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline