Lihat ke Halaman Asli

Hanya Debu

Diperbarui: 14 Februari 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: "Hanya Debu"

Kita ini debu, pada akhirnya kembali ke debu,
Hanya sesal, maaf, dan pengampunan, dari nyalah kita.
Pertobatan yang mendalam, terjadi di masa Pra-Paskah,
Di dalam kerendahan, kita temukan kebesaran Tuhan.

Hanya debu, rapuh dan lemah di tangan-Nya,
Namun dalam pengakuan akan dosa, kita ditempa kembali.
Membuka hati yang terkunci, menemukan cahaya yang mengilhami,
Di bawah bayang-bayang penyesalan, kita menemukan belas kasihan-Nya.

Biarlah kita menjadi debu yang bersyukur,
Kembali kepada Sang Pencipta dengan hati yang tulus.
Di dalam asap pertobatan, terbitlah sinar harapan yang baru,
Kita hanyalah debu, tetapi dalam debu, kita temukan cinta yang kekal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline