Lihat ke Halaman Asli

Negeriku yang Terhormat

Diperbarui: 10 Februari 2024   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Negeriku yang Terhormat"

Di negeriku yang terhormat, asa dan doa menyatu,
Menyulut harapan di dalam dada, memandu langkah dalam kemerdekaan.
Di atas hukum, terhampar moral dan etika,
Sebagai refleksi dari religiositas dan kearifan budaya yang adiluhung.

Hukum bukanlah sekadar aturan,
Tetapi panggilan moral yang membimbing perilaku.
Namun, dalam realitasnya, hukum bisa dimanipulasi,
Dipelintir oleh kepentingan politik yang mengaburkan kebenaran.

Tetapi di tengah kemelut politik, terang benderang moral tetap bersinar,
Menjadi pedoman bagi keadilan yang sejati.
Seruan moral untuk meluruskan politik,
Menjadi panggilan hati bagi mereka yang berjuang demi kebenaran.

Di dalam nurani manusia yang waras,
Dan dalam kesadaran bersama yang jernih,
Terletak kekuatan untuk mengubah arah politik,
Menuju keadilan, kesetaraan, dan kedamaian yang abadi.

Oleh karena itu, mari kita bersatu,
Membaca nilai-nilai moral dan etika dalam setiap langkah.
Karena negeriku yang terhormat,
Dibangun atas dasar kebenaran dan keadilan, oleh para pemimpin yang bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline