Lihat ke Halaman Asli

Persembahan Hatiku

Diperbarui: 8 Februari 2024   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sunyi hati, kucurahkan doa,
Persembahan tulus pada Sang Pencipta,
Tiap detak jantung, seraya bersujud,
Menyapa-Nya dalam doa yang hening.

Hati ini adalah katedral rasa syukur,
Bangunan cinta yang didirikan untuk-Nya,
Tiap nafas adalah kidung puja,
Melodi yang mengalun dalam kesyukuran.

Setiap langkah adalah tarian pengabdian,
Melangkah pada jalan yang telah ditentukan,
Menyirami bumi ini dengan kasih sayang,
Sebagai persembahan hati yang terbuka.

Waktu adalah ladang amal yang subur,
Ditanami dengan biji kebaikan dan keikhlasan,
Hasilnya, buah sejati persembahan hati,
Yang dipetik dalam surga keberkahan.

Bebaskan diri dari belenggu dunia,
Persembahan hati untuk Yang Esa,
Laksanakan ibadah dengan sepenuh hati,
Sebagai ungkapan syukur yang abadi.

Dalam senyum dan tangis, dalam canda dan duka,
Persembahan hati ini tetap bersujud,
Menyadari bahwa hidup hanyalah pinjaman,
Yang harus diisi dengan perbuatan berarti.

Terima kasih, ya Tuhan, atas hidup ini,
Hati ini adalah persembahan, tak terhingga,
Semoga setiap langkah, setiap hembusan nafas,
Menjadi riuh pujian dalam persembahan hati pada-Mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline