Lihat ke Halaman Asli

Kandas

Diperbarui: 8 Februari 2024   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa harus kandas, ombak cinta?
Seperti perahu yang terdampar di pantai,
Bukan karenanya tak ada upaya,
Tapi mungkin karena takdir telah berkata.

Percintaan bagai kapal yang berlayar,
Melintasi lautan gelombang emosi,
Namun, takdir kadangkala bermain,
Membawa kapal itu ke karang yang tajam.

Bunga cinta yang berkembang begitu indah,
Namun, layu ketika badai melanda,
Bukan karena tak ada usaha merawat,
Tapi mungkin karena musim yang tak bersahabat.

Kenapa harus kandas, tanya langit malam,
Di bawah gemintang yang bertanya-tanya,
Mungkin karena takdir yang menyusun,
Kisah asmara dengan urutan yang berbeda.

Hati manusia tak selalu bisa dipahami,
Bagaikan ombak yang tak bisa diprediksi,
Kandasnya cinta bukan akhir segalanya,
Tapi awal dari perjalanan yang berbeda.

Meski kapal kandas di pantai kesedihan,
Biarlah puisi cinta tetap berkisah,
Kenangan takkan pudar oleh waktu,
Begitu juga dengan rasa yang pernah ada.

Dalam puisi kenapa harus kandas,
Mungkin ada jawaban di balik tabir,
Cinta tetaplah misteri yang abadi,
Meski kadang harus merasakan pahitnya kandas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline