Lihat ke Halaman Asli

Bertahan dalam Kemurahan Bapa

Diperbarui: 2 Februari 2024   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di perjalanan panjang, langkahku tertuntun,
Bertahan dalam kemurahan Sang Bapa.
Di keheningan malam, dan sorot mentari pagi,
Kasih-Nya menyapa, tak terduga.

Dalam bayangan yang lembut, ku merenung,
Bertahan dalam sinar-Nya yang meresap.
Kemurahan-Mu, bagai sungai yang mengalir,
Meluluhlantakkan duka, meresapi hati yang rapuh.

Terima kasih, Bapa, atas pelukan hangat-Mu,
Dalam dinginnya dunia yang kadang tak ramah.
Bertahan, tumbuh bersama setiap hujan kasih,
Di pelukan kemurahan-Mu, aku menemukan rumah.

Pada puncak kegembiraan dan dalam kelesuan,
Bertahan dengan iman, kupegang janji-Mu.
Kau tak pernah lelah, selalu dekat di sisi,
Kemurahan-Mu, sungguh tak terukur nilai-Nya.

Dalam detik-detik cobaan dan ketidakpastian,
Bertahan dalam keyakinan akan rencana-Nya.
Bapa, Engkau pandu langkah-langkahku,
Dalam kemurahan, ku temukan kekuatan abadi.

Terima kasih, Bapa, untuk setiap nafas hidup,
Yang Kau berikan dengan kemurahan-Mu.
Bertahan, berjalan di atas jejak kasih-Nya,
Dalam hidup ini, dengan kasih yang tak terduga.

"Bertahan dalam Kemurahan Sang Bapa,"
Judul yang menggambarkan perjalanan hati,
Di setiap bait, kasih-Nya hadir mengalir,
Bertahan, karena kemurahan Sang Bapa, abadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline