Kapan kau reda, senja yang meredup,
Seiring perlahan mentari bersembunyi.
Dalam pelukan malam yang datang pelan,
Puisi reda, menari dalam senyap yang damai.
Aku menggigil, tak mungkin mentari merekah
Hanya semburat senja nan muram..
Tertutup selimut mendung tebal
Yang terus memeras butiran air dan badai yang bertubi tubi..
Hanya pada asa ku tancap kan tenang
Redalah, senja, dalam warna yang pudar,
Seperti hati yang menyembunyikan duka.
Menghanyutkan kelelahan, memeluk ketenangan,
Puisi di reda senja, dalam sepi yang tenang.
Kapan kau reda, senja yang melambai,
Membawa pesan damai di ujung hari.
Dalam hening, tercipta rasa lega,
Puisi reda senja, dalam keheningan yang membisik.
Senja adalah waktu yang memahami,
Reda bukanlah menyerah, melainkan pelukan cinta.
Puisi di reda senja, mengajar tentang kesabaran,
Dalam meredanya, kita menemukan ketentraman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H